harga genset murah

Diperlihatkan Kajian Sejarah, Malah Ngancam Bunuh


Ini ana masih mikir. Kapan umat ini dewasa dalam sosial dan spiritual. Diperlihatkan kajian sejarah, eh, malah ngancam bunuh-bunuhan atau pertumpahan darah dengan pihak yang membuat kajian. Apa enggak bisa berargumen gitu loh.


Jika tak sepakat dengan kajian sejarah yang diperlihatkan, mbok ya perlihatkan kajian sejarah yang dinilai benar menurutnya. Apa susahnya. Si Anu bin Fulan berargumen berdasarkan sejarah yang ditulis A. Bila enggak sependapat dengan si Anu bin Fulan, barangkali karena punya referensi lain, misalnya ditulis oleh B, yo perlihatkan bunyi referensi B itu.


Ini seolah-olah dengan tampil emosional siap menumpahkan darah otomatis yang dibelanya akan terbela. Dimana logikanya, coba. Orang yang berargumen dengan referensi tiba-tiba diancam atau bahkan dibunuh karena tidak setuju.


Ada orang yang berpendapat (beropini)—namanya opini tentu saja subjektif—tiba-tiba didatangi orang dengan opini berbeda—tentu juga subjektik karena opini—mengancam mau membunuh karena opini yang berbeda. Piye iki, jal?


Jika terjadi bunuh-bunuhan, ancam-ancaman pertumpahan darah dst, hanya karena emosi, hanya karena perbedaan referensi, hanya karena perbedaan opini pribadi… apakah benar yang dibela akan terbela dan jaya? Apa enggak malah yang dibela, yang maksum dan kudus itu, malah dianggap hina oleh orang lain. Bukan karena ulah pihak yang dibela, melainkan karena ulah pihak yang membela.


Ini zaman orang pada gunakan otak. Juga era supremasi hukum. Sesuci apapun yang dibela, namun jika membela dengan menggunakan kekerasan, ancaman, pentungan, teriakan ke angkasa yang penuh dengan angkara murka, maka akan timbul antipati. Alih-alih membela, malah memperburuk citra yang dibela, atau si pembela masuk penjara.


Apa enggak bisa membela yang intelek gitu loh. Membela dengan argumen. Ini para terpelajar yang jago bikin puisi, sajak, opini sospolhukam, tapi emosional mau tumpah-tumpahin darah. Kayak nyembelih manusia ini tak lebih nyembelih ayam saja.


Kalau begitu ceritanya mau diperpanjang juga. Tak salah penilaian bahwa kaum beragama hadir di muka bumi ini bukannya memberi solusi peradaban, tapi malah melahirkan peperangan dan pertumpahan darah di mana-mana, atas nama opini klaim kebenaran. Orang sudah pergi ke bulan, kita masih gontok-gontokan klaim “Ana paling benar!”, “Ana paling benar!”, lalu acungkan pentungan.


(Sutomo Paguci)



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/17/diperlihatkan-kajian-sejarah-malah-ngancam-bunuh-619300.html

Diperlihatkan Kajian Sejarah, Malah Ngancam Bunuh | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar