Awalnya disetujuinya Jilbab oleh Kaporli Sutarman sangat mengembirakan semua kalangan. Namun akhirnya ditunda dengan alasan teknis.
Penyebabnya, model jilbab Polwan berbeda-beda jadi tidak seragam, menunggu pengesahan teknis pemakaian jilbab.
Namun setelah penundaan berjalan, yang muncul justru bukan persoalan teknis, tetapi cendrung berbau ideologis. Yang dipermasalahkan bukan model jilbabnya tetapi mempertanyakan keabsahan jilbab bagi Polwan.
Hal itu terlihat dari komentar-komentar dari petinggi Polri. Seperti komentar Wakapolri yang mengatakan silahkan ke Aceh bila mau berjilbab. Begitu juga komentar Kdiv Humas Polri ,”"Kalau mau berjilbab, kenapa mendaftar di Polri?”
Bila yang dipermasalahkan jilbabnya, menurut Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi PKS Al Muzzammil Yusuf, keputusan penggunaan jilbab dan contoh gambar jilbabnya bagi Polwan sudah final sehingga tinggal dilaksanakan saja. Hal ini berdasarkan keputusan bersama antara eks Kapolri Timur Pradopo dengan Komisi III DPR.
Melihat penundaan jilbab yang tak berujung di tubuh Polri memang sungguh aneh di negri muslim terbesar di dunia ini, karena beberapa negara seperti Amerika dan Kanada justru sudah membolehkan Polwan untuk berjilbab dalam menjalankan tugasnya.
0 komentar:
Posting Komentar