harga genset murah

Janji Manis Caleg Narsis


Jelang akhir tahun 2013, caleg menggiatkan gerilyanya ke pelosok-pelosok yang marketable. Pedalaman merupakan lumbung suara strategis bagi caleg karena mereka beranggapan dengan sistem perbiting atau pergundul , mereka akan bisa membeli suara.


Tak terkecuali yang terjadi semalam (16/12) di kediaman salah satu rumah tokoh masyarakat di dusun Gluntung, Patuk, Gunung Kidul. Sudah rutinitas, setiap malam selasa kliwon Bapak Sholi (50) mengadakan arisan bersama 30 karyawannya.


Beliau adalah pengusaha kayu partai besar yang secara politis dikenal sebagai orang yang berpengaruh. Arisan malam selasa kliwon yang dimulai jam 21.30 WIB ini biasanya diadakan pembacaan do’a dan diskusi kecil seputar isu yang berkembang di sekitar kami, termasuk isu politik.


Sebelum acara dimulai, tuan rumah mengkondisikan mbah ro’is (pamong desa bidang pembinaan rohani) agar mempercepat dimulainya acara karena adanya acara sosialisasi caleg dari Partai Gerindra.


Arisan selesai, tuan rumah mempersilahkan beberapa orang yang sejak tadi menunggu di beranda. Sebagian peserta arisan saling bicara dalam suara rendah, berharap duduknya itu diganjar amplop berisi minimal Rp. 20.000,00.


Mereka adalah empat orang, tiga diantaranya laki-laki dan seorang perempuan. Atribut partai hanya dikenakan seorang diantara mereka. Ketika membuka acara, mereka langsung blaka sutha (jawa : bicara apa adanya) mengatakan bahwa tidak ada amplop dalam sosialisasi tersebut. Pada bagian ini beberapa peserta arisan keluar ruangan satu-persatu.


1387266438460230567Sambil membagikan stiker dan kartunama, mereka memperkenalkan secara singkat profil calon yang diusung. Peserta arisan yang kebanyakan berusia diatas 40 tahun lebih banyak yang cuek dibanding yang menyimak, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia.


Bu Retno, jubir tim sukses, mengemukakan program yang ditawarkan jagonya itu, yakni :


· Menjamin beasiswa S1, S2, bahkan S3;


· Mengawal masyarakat untuk mendapatkan Dana Keistimewaan (Danais) untuk acara budaya. Pada point ini, saya merasa, seolah mereka berfikir bahwa masyarakat dusun tidak mampu membuat proposal kegiatan budaya, padahal tiga kali acara budaya Merti Dusun yang kami adakan dengan sumber dana swadaya;


· Memberikan pelayanan selama lima tahun berjalan untuk pengembangan infrastruktur dusun/desa;


· Memberikan bantuan bibit maupun obat pertanian selama lima tahun berjalan;


· Dan lain-lain


Di sessi tanya jawab, peserta arisan tidak merespon sama sekali ketika ditanya program terdekat yang butuh bantuan caleg. Tim sukses akhirnya pulang tanpa membawa pe-er dari masyarakat. Dan mereka hanya mengoleh-olehi kami dengan stiker dan kartu nama.


Jauh sebelum ini, beberapa caleg juga melakukan hal yang sama, bahkan ada yang dengan jelas memberikan ‘sumbangan’ untuk pembangunan tugu, gapura dan kegiatan Merti Dusun (panen raya). Dan seperti kebanyakan orang, masyarakat sini pun berprinsip “uangnya diterima, soal pilihan ya masih rahasia”. [asg]



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/12/17/janji-manis-caleg-narsis-619228.html

Janji Manis Caleg Narsis | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar