Paham dan simpatisan KOMUNIS di Indonesia bisa dikatakan kelompok yang tergabung dalam PKI dahulu, sangat suka dan senang kalau kolom agama tidak dicantumkan dalam KTP dan pemikiran ini juga merupakan bagian dari agenda mereka ketika era PKI berjaya terdahulu. Karena berkat kekompakan dari berbagai pilar anak bangsa Indonesia ketika itu, PKI bisa diberangus, diberantas sampai ke akar-akarnya. Tidak sedikit juga saat ini ada hembusan upaya untuk membangkitkan kembali munculnya paham komunis di Indonesia dengan mengusulkan pencabutan TAP MPR No.25/MPRS/1966 tentang pembubaran PKI. Lalu ada beberapa kelompok LSM yang berani mengatakan “Siapa takut dengan sebutan anak PKI” dan lain-lain. Paham Komunis, sangat takut dan sangat tidak suka dengan Agama (karena komunis anti agama). Oleh karena itu, dalam beberapa hari yang lalu ada upaya untuk mengekspose wacana penghapusan kolom agama dalam KTP, adalah merupakan upaya keras para latent Komunis di Indonesia untuk kembali mencari perhatian mencoba bangkit serta berupaya merebut hati calon pengikutnya.
Sebenarnya paham dan simpatisan komunis di Indonesia ini, sudah tidak mendapatkan peluang untuk hidup atau kembali mendapatkan pengikutnya. Hal ini berkaitan dengan hancurnya berbagai Negara berpaham komunis di jazirah Sovyet dan Eropah Timur kecuali China RRT dan Korea Utara. Bahkan China-pun sebenarnya mereka sudah mengadopsi paham kapitalis dan paham komunis mulai mendegradasi dalam budaya kehidupan masyarakat China. Dalam budaya China sekarang ini, keterbiasaan dalam hidup hedonisme layaknya kehidupan para kapitalis sudah terbiasa di China. Mengingat juga sejarah di China adanya rasukan budaya kerajaan (Hedonism Culture) yang cepat berbaur dengan budaya kapitalis.
Bangkitnya ekonomi China akhir-akhir ini, sangat ditakuti oleh kelompok kapitalis liberalis AS dan Eropa serta Jepang, ketakutan ini adalah di dasari dengan hegemoni kekuasaan ekonomi dunia yang selama ini di pegang AS, Eropa dan Jepang dan akan beralih porsinya kepada kekuatan ekonomi China. Apalagi China sudah masuk kedalam berbagai investasi asing di Indonesia terutama Migas. Atas ketakutan inilah, kelompok pelaku konspirasi Zionis di Indonesia melakukan taktik alih perhatian, sehingga bayangan komunis PKI dan simpatisannya di provokasi oleh mereka seolah-olah akan kembali melakukan sinergi kekuatan disamping itu suatu strategi sampingan yang ditumbuhkan untuk mencitrakan adanya saling pengaruh kekuatan komunis China di Indonesia kepada kelompok bayangan komunis Indonesia.
Upaya taktik dan siasat kapitalime liberalisme dari kelompok konspirasi dunia ini, menghidupkan issue kebangkitan komunisme Indonesia, adalah politik untuk mengalihkan perhatian seluruh rakyat Indonesia kepada bahayanya komunis China. Padahal kelompok kapitalis AS, Eropa dan Jepang masih mendominasi berbagai investasi di Indonesia termasuk investasi yang melanggar hukum internasional seperti Freeport di Papua (salah satunya). Kita sebagai rakyat Indonesia sebenarnya wajib menginteli atau dihadirkan lembaga Negara setara BIN misalnya untuk mengawasi dari awal setiap investasi yang masuk ke Indonesia, sebenarnya siapa di belakang investasi tersebut dan apa missi lanjutannya (bisa kita sebut sebagai badan intelijen ekonomi).
Dalam permasalahan KTP yang diminta oleh sebagian kelompok masyarakat untuk tidak mencantumkan kolom agama, adalah salah satu taktik strategi kelompok konspirasi kapitalis leberalis memainkan objek tunggangannya dengan sebutan terselubung adanya upaya kebangkitan komunis di Indonesia. Sangat disayangkan, adanya kelompok agama tertentu yang merasa minoritas terpancing dan terpengaruh dengan permainan konspirasi Zionis ini. Sehingga mereka tidak sadar dengan berpola pikir untuk menghapuskan kolom agama dalam KTP , mereka sebenarnya telah masuk dalam perangkap permainan konspirasi Zionis di Indonesia atas perintah Zionis internasional. Akibatnya berkesan kelompok agama tertentu telah berkolaborasi dengan kehendak kebangkitan komunis di Indonesia bahkan terlihat nyata berbagai LSM mereka saling berkolaborasi menghujat yang mereka namakan agama mayoritas. Provokasi yang mereka (komunis bayangan dan kelompok agama tertentu) jalankan adalah dengan mensosialisasikan kondom dan menyebarkannya secara gratis kemudian menganjurkan lumrahnya budaya freesex dengan mengatakan hamil diluar nikah bukanlah sebagai aib dan lain sebagainya.
Dampak buruk tidak dicantumkannya kolom agama, kalau di suatu tempat ada warga negara Indonesia dilain kota yang meninggal mendadak/kecelakaan/sakit keras, lalu di KTP tidak ada penjelasan agamanya apa, si mayat akan di perlakukan seperti apa dalam ritual pemakamannya dan lokasi pemakamannya dimana, jika di tempat itu ada lokalisasi pemakaman agama ?
KTP Indonesia, sudah bagus dan jangan di ubah lagi, apalagi menghilangkan kolom keterangan agama.
Kolom agama sangat perlu dipertahankan untuk selama-lamanya dan ini versi Indonesia dan jangan meniru dan berpatokan dengan negara asing yang tidak memakai kolom agama. (Ashwin Pulungan)

0 komentar:
Posting Komentar