harga genset murah

Kawaluyaan ke Kiaracondong : Suara di Balik Hari Asyura


13872751891647034528


Sore hujan di Gedung Istana Kana, Kawaluyaan, Bandung. Ribuan orang berbaju serbahitam datang dari berbagai kota ke lokasi ini untuk Perayaan Asyura. Mereka datang dengan motor, mobil, bus. Namun mereka terpaksa pindah tempat dengan kawalan kepolisian. Izin acara tidak jadi dikeluarkan. Gedung semula tak bisa digunakan, ke Kiaracondonglah lokasi acara dipindahkan.


Sekitar 20 anggota ormas terlihat berjaga di beberapa sudut Istana Kana. Suaedi, pengurus DKM Al Amanah yang menolak acara Asyura ini, datang dan cek cok dengan polisi di lokasi.


“Tolong gedung ini mau sterilnya kapan?” bentaknya pada anggota polisi.


“Mas, nanti jam setengah lima, karena kebetulan ada acara.”


“Nggak bisa, pokoknya saat ini juga harus steril.”


Suaedi terlibat adu mulut dengan kepolisian. Kepolisian meminta beberapa waktu lagi. Suaedi memaksa lokasi disterilkan saat itu juga.


“Kalau sampai setengah lima ada (kegiatan), jangan salahkan ormas ke sini,” tegas Suaedi.


***


Setelah belasan tahun berjalan, baru tahun 2013 ini perayaan Asyura pindah lokasi. Padahal, acara serupa sudah digelar di gedung itu sejak 2008 dan tak pernah ada protes warga. Tahun ini beda. Sekarang ada 7 DKM (Dewan Keluarga Masjid) yang menamakan dirinya Forum Komunikasi DKM se-Kawaluyaan yang melakukan protes. FKDKM ini melayangkan surat ke Polsek Buah Batu yang sebelumnya sudah keluarkan izin. Akhirnya, di tingkat Polrestabes Bandung, izin tidak dikeluarkan.


Dua hari sebelum acara, Selasa (12/11), panitia yakni IJABI (Ikatan Jemaat Ahlul Bait Indonesia) menghadap Wakasat Intelkam Polrestabes Bandung dan dapat surat. Isinya, polisi meminta panitia melengkapi persyaratan berupa surat rekomendasi dari FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama), MUI (Majelis Ulama Indonesia) dan Departemen Agama. Menurut Hesthi, ketua PW IJABI Jawa Barat, syarat itu tidak pernah muncul selama menyelenggarakan Asyura belasan tahun sebelumnya.


Dalam suratnya, polisi juga menyebutkan ada penolakan dari FKDKM dan sejumlah ormas di Jawa Barat. Surat FKDKM sendiri bernomor 001/B/FKDKM/XI/2013 dan merupakan surat pertama sepanjang 2013, itu pun dikeluarkan bulan November. Surat ini berisi 3 alasan penolakan yakni: (1) Menyoal bentrokan warga di Sampang, Madura, DKM kuatir acara Asyura Syiah akan mengganggu ketentraman warga sekitar, (2) Acara tersebut menimbulkan fitnah bahwa Kawaluyaan merupakan basis Syiah, dan (3) merujuk pada fatwa MUI 7 Maret 1984 tentang Kesesatan Syiah, DKM menyatakan berpaham Sunni dan mengikuti fatwa tersebut.


Sedangkan surat dari ormas berisi 6 poin, yakni (1) Asyura merupakan pendangkalan akidah umat Islam yang mayoritas ahlusunah wal jamaah, (2) Di dalam Asyura ada penghinaan terhadap sahabat rasul Muhammad, dan ini bertentangan dengan UU no 1/PNPS/1965, (3) Asyura akan menegaskan ideologi imamah Syiah di negara kaum Sunni, (4) guna menjaga kemurnian akidah, ormas menolak Asyura tersebut, (5) mendesak kepolisian untuk tidak memberikan izin, dan (6) mengajak semua tokoh dan elemen ormas Islam untuk menghentikan syiahisasi di Indonesia.


Meski desakan DKM dan ormas memakai tafsir agama sebagai argumen, menurut kepolisian, polisi tidak memberikan izin atas alasan menjaga stabilitas dan suasana kondusif.


Selasa malam itu, selepas Isya, Hesthi diajak pemilik gedung Istana Kana untuk bersilaturahmi dengan pihak DKM yang menolak. Lokasinya di masjid Al-Amanah, salah satu masjid yang menolak Asyura. Masjid itu di kompleks Kawaluyaan Indah, tak jauh dari Istana Kana. Hesthi datang bersama dua koleganya dari IJABI. Pertemuan ini difasilitasi oleh kepolisian dan dipenuhi perwakilan DKM. Kesepakatan tidak terjadi dan acara terpaksa pindah lokasi.


Saat Hari Asyura pada Kamisnya, sekitar Kawaluyaan dijaga kepolisian. Begitu pun area sekolah Muthahhari, yang sepanjang radius 50 meter dijaga 500 personil kepolisian baik yang berseragam maupun tidak. Acara berjalan dalam aula Muthahhari yang jauh lebih sempit ketimbang Istana Kana. Peserta tumpah ruah ke luar aula, ke halaman sekolah, ke jalan.


(Bersambung ke bagian 2)


Sila tengok tulisan saya yang lainnya : www.riotuasikal.com



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/17/kawaluyaan-ke-kiaracondong-suara-di-balik-hari-asyura-619256.html

Kawaluyaan ke Kiaracondong : Suara di Balik Hari Asyura | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar