harga genset murah

Ketika Manusia “Mulai” Enggan Beragama


Manusia memang sangat unik, mereka diciptakan dari saripati tanah dan diberikan kelengkapan indera, akal budi, dan kecukupan fisik yang menjadikan kehidupan mereka semakin mulya dibandingkan hewan. Bahkan manusia mendapatkan tempat yang mulya di hadapan iblis dan malaikat. Karena manusia mendapatkan titah dan tanggung jawab agar mereka menjadi khalifah di bumi, penyebar rahmat bagi seluruh alam, pembangun peradaban bumi dan menciptakan bumi dan isinya selaras dengan kekhalifahan manusia. Tidak dirusak dan dihancurkan hanya untuk kepentingan nafsunya. Oleh karena itu manusia diberikan wahyu, ajaran samawi, kitab suci yang memberikan pedoman yang benar terkait urusan manusia baik di dunia maupun akhirat.


Kenapa manusia manusia harus mendapatkan titah dan pedoman sebagai petunjuk dan jalan hidupnya? Dan kenapa manusia tidak dibiarkan saja seperti hewan? Karena manusia adalah makhluk sempurna, dan karena kesempurnaan itulah manusia diberikan kepercayaan oleh Tuhan agar menjaga kehidupan dunia tetap harmonis dan menyembah Tuhannya dengan sebenar-benarnya keimanan.


Akhir-akhir ini semakin jelas terlihat, bahwa banyak manusia yang semakin kehilangan akal sehatnya, kehilangan hati nurani, mereka seperti seonggok tulang dan daging yang tak bernyawa, sakit dan tidak tahu kemana arah tujuan hidup mereka sehingga mereka berusaha mencari-cari jalan yang tidak dipahaminya dengan cara yang keliru. Mereka tidak mau beriman kepada Tuhan lantaran mereka merasa kehidupan ala hewan justru lebih indah dan mudah dibandingkan kehidupan yang dijiwai oleh nilai-nilai agama yang selalu mengajarkan keshalehan dan kemudahan. Mereka lebih menyukai kehidupan bebas tanpa diatur-atur, segalanya disesuaikan dengan keinginan nafsu dan pemahaman logika yang menyesatkan. Sehingga timbullah manusia-manusia setengah hewan.


Disebut manusia tapi akal budinya tidak dipergunakan karena tidak mau menerima petunjuk yang benar dari Tuhannya, justru mereka bertingkah seperti hewan bahkan lebih rendah dari prilaku hewan. Wajar jika hewan berprilaku bebas karena mereka tidak memiliki akal budi, bahkan seringkali prilaku manusia justru lebih burukdari prilaku hewan lantaran mereka tidak menggunakan akalnya dalam memahami titah ajaran suci Tuhan bagaimana mereka berprilaku secara benar. Dampaknya ada banyak manusia yang bersikap seperti hewan, sex bebas di mana-mana, bunuh diri (meskipun tidak ada satupun catatan hewan melakukan bunuh diri), membunuh saudaranya sesama manusia (hewanpun pun menyayangi anak-anaknya) padahal hewan pun jika membunuh tak mendapatkan hukuman lantaran hewan tidak mendapatkan sanksi hukum.


Tapi ya sudahlah, setiap manusia memiliki jatah masing-masing terkait jalan hidupnya dan tidak ada seorangpun yang dapat mencegah, atau membantu ketika sudah bertemu dengan Yang Maha Pengadil. Jadi terserah pada pelakunya mau beragama silakan mau tidak beragama juga silakan saja. Asal jangan usil dengan yang sudah memegang teguh agamanya. Apalagi agama itu nilai yang hakiki dan tidak menjamin org yang “mengaku” beragama untuk tidak berbuat maksiat. Sehingga amat sulit memang saat ini membedakan antara orang yang beragama dan yang tidak karena sepertinya saat ini agama sering disalahgunakan dan hanya dijadikan topeng atau kedok belaka.


Intinya, hanya mereka yang mengerti dan mengamalkan ajaran suci Tuhan yang dia yakini dalam kehidupan sehari-hari yang dapat membedakan antara orang yang benar-benar beragama atau yang tidak.


Salam



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/17/ketika-manusia-mulai-enggan-beragama-617155.html

Ketika Manusia “Mulai” Enggan Beragama | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar