Pernahkah kalian berfikir jikalau tidak adanya “bahasa” di dunia ini. Mungkin dari banyak orang yang tidak begitu mementingkan “bahasa” atau bisa dibilang alat komunikasi yang berbentuk suara dari seorang aku. begitu banyak yang sering aku lupakan bagaimana terdapat adanya huruf dan beberapa huruf tersebut akan menjadi beberapa kata dan kata akan bebrbentuk kalimat dan menjadi beberapa paragraf dan akan menjadi dialog antara individu satu dengan yang lainnya. Dari manakah asal itu semuaaa nya? Penemunya siapa!! dan kapan bahasa itu dimulai untuk memacu orang mengerti sesuatu yang diinginkan oleh lawan bicaranya. Bahasa, menurut psikologi kognitif, adalah suatu komunikasi yang didalmnya pikiran-pikiran dikirimkan (transmitted) dengan perantraan suara (sebagaimana dalam percakapan) atau simbol (sebagaimana dalam kata-kata tertulis atau isyarat-isyarat fisik) (Solso,2007).
Lanjuttttt..
Kita bermain imajinasi disini kalau didunia ini tidak terdapat bahasa atau keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Selanjutnya apa yang dilakukan kita didunia?? ?? mungkin seerti film zombie yang diceritakan diberbagai film barat yang bercerita tentang virus-virus dari luar angkasa yang membuat orang tersebut memiliki sifat seperti hewan yang memakan daging (karnifora) dan tidak berkomunikasi anatara zombie satu dengan yang lainnya, seperti mayat hidup. Tidak kah kalian berfikir kalau seandainya kita tidak memiliki suatu “bahasa” disini. mungkin itu salah satu pengaruhnya. kita sudah tidak perlu lagi berkomunikasi lagi antara satu sama lain, sudah tidak adanya kehidupan lagii… dan selanjutnya kita akan mati.
Apakah akan menjadi seperti itu??? (maybe yes maybe no).
Rasa syukur lah yang diperlukan disini, seharusnya kita menjadi hamba-Nya bersyukur atas rahmat yang dimilikinya untuk menjalani hidup ini dengan begitu gampangnya yang sering kita eluh-eluhkan ini. Di dalam kehidupan kita akan bertemu beberapa pengalaman-pengalaman yang membuat perbendaan bahasa semakin banyak kita dapatkan. Tidak salah jika pepetah pernah bilang bahwa” pengalaman merupakan guru terbaik!” ini merupakan salah satu contoh tersebut. Begitu enaknnya kita menjadi manusia yang sudah diberikan begitu banyaknnya kenikmatan. Salah satunya bahasa ini yang begitu gampangnya kita dapatkan dari ajaran-ajaran seorang ibu yang awalnya hanya “mama” dan “papa” saja sekarang begitu banyaknya bahasa yang kita gunakan untuk bercakap kepada orang lain.
Individu satu dengan individu yang lain akan memiliki perbedaan terdapat bahasanya dilihat perolehan (belajar) masing-masing individu tersebut, di dalam buku “teknik membaca pikiran orang lain” karangan Edi Warsidi menjelaskan bahwa ada sangkut pautnya belajar dengan tingkah laku individu tersebut yaitu :
- Jika anak dibesarkan dengan celaan ia belajar memaki
- Jika anak dibesarkan dengan permusuhan ia belajar menantang
- Jika anak dibesarkan dengan cemoohan ia belajar rendah diri
- Jika anak dibesarkan dengan toleransi ia belajar jadi penyaba r
- Jika anak dibesarkan dengan dorongan ia belajar percaya diri
- Jika anak dibesarkan dengan pujian ia belajar menghargai
- Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan ia akan terbiasa berpendirian
Iniah yang membuktikan bahwa bahasa adalah suatu kesatuan antara pembicaraan di luar yang didengar anak dan pembicaraan di dalam yang dipikirkannya. (Solso,2007)

0 komentar:
Posting Komentar