Di sebuah warung kopi, saya duduk minum kopi bersama seorang kawan. Katakanlah namanya Kris. Dia curhat tentang situasi yang dihadapinya saat ini. “Saya sebentar lagi punya anak” katanya sambil nyengir. “Wah, selamat!” Kata saya. “Tapi kenapa tampangmu kayak gitu?”
“Wanita ini.. saya tidak kenal. Maksud saya, saya tidak kenal pribadinya. Hanya kenal dia karena dia adalah kawannya kawan saya. Saya waktu itu pergi ke pesta, lalu saya mabuk, dia juga mabuk. Lalu kami berhubungan sex. Tapi dia hamil.” Katanya sambil menggeleng2kan kepalanya sesekali memukul kepalanya.
Saya tertawa terbahak-bahak. “Goblog…” kata saya. Dia juga tertawa. Mentertawakan kebodohannya.
“Saya tidak mau menikah sama orang yang tidak saya kenal” katanya.
“Lalu bagaimana dengan bayinya? Tidak aborsi?” tanya saya.
“Oh tidak” kata Kris. “ Saya orang yang tidak menyetujui aborsi”.
“Baguslah.. saya juga begitu. Lalu gimana dengan bayinya? Siapa yang akan merawatnya?”
“Saya. Kami sudah sepakat, bahwa saya yang akan merawat bayi itu. Karena wanita itu masih sekolah. Dia punya masa depan dan harus meneruskan sekolahnya. Jadi saya akan jadi single dad” katanya tersenyum lebar. Nah, baru ini senyum yang benar. Tersenyum lebar. Senang dan bahagia terpancar dari wajahnya.
“Saya senang akan punya anak. Tapi kok bisa-bisanya ya saya punya anak dari orang yang tidak saya kenal?”
Kami tertawa bersama.
Saat ini, kira-kira dua tahun berlalu. Kris masih sering posting foto-foto baby nya di facebook. Anak perempuan yang lucu. Yang bikin berantakan lantai dengan mainannya. Tampangnya mirip Kris. Dan Kris bangga sekali memamerkan aktivitas anaknya di facebook.
Masyarakat Indonesia Munafik
Adalah kemunafikan masyarakat Indonesia yang membuat orang hamil di luar nikah disebut sebagai aib. Tidak ada data yang menyajikan berapa jumlah hubungan sex di luar nikah, berapa jumlah perselingkuhan, berapa jumlah aborsi versus berapa jumlah kehamilan di luar nikah.
Saya yakin seyakin-yakinnya. Jumlah pasangan berhubungan sex di luar nikah jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kehamilan diluar nikah.
Sebagai perbandingan: tingkat korupsi di Kepolisian dan DPR Indonesia, menurut Index korupsi mencapai lebih dari 90%. Namun, jumlah yang ditangkap KPK bisa jadi tidak sampai 1% dari jumlah polisi dan jumlah anggota DPR di Indonesia. Artinya, orang malu ditangkap KPK, tapi tidak malu korupsi.
Disebut aib hanya jika ketahuan.
Oleh karenanya, perhatikan baik-baik: hamil adalah proses yang bisa direncanakan. Maka rencanakanlah kehamilan. Jangan ceroboh, berhubungan sex tanpa kontrasepsi berbahaya. Anda bisa hamil tanpa perencanaan, yang membuat berantakan kegiatan belajar anda. Bisa juga bikin berantakan pekerjaan anda. Belum lagi soal penyebaran penyakit yang mengintai anda.
Jika anda berencana untuk tetap single, tidak menikah, tapi ingin punya anak kandung, carilah donor sperma yang bagus, yang bibit bobot bebetnya bagus. Lalu hamil saja. Apakah dengan cara berhubungan sex maupun dengan cara medis.
Jika anda terlanjur hamil di luar nikah. Hadapi saja. Jangan malu memikirkan apa kata orang. Hiduplah sebagaimana diri sendiri, bukan sebagaimana apa kata orang. Toh anda tidak minta makan sama orang lain. Percayalah, orang lain yang menuding kehamilan anda sebagai aib itu, belum tentu tidak pernah berselingkuh atau, paling tidak mereka pernah melirik yang bukan pasangannya.
Sehingga, yang paling bertanggung jawab jika anda depresi karena hamil di luar nikah adalah masyarakat. Bukan yang menghamili anda. Karena masyarakat munafiklah yang menghakimi anda dengan kata-kata aib. Bukan pria yang menghamili anda. Jadi, jika kita bicara dosa: justru masyarakatlah yang paling berdosa dan paling bertanggung jawab atas terjadinya depresi wanita yang hamil di luar nikah. Seenak udelnya saja menghakimi wanita yang hamil diluar nikah sebagai aib. Padahal ngasih makan juga tidak. Punya hak menghakimi orang lain juga tidak. Penghakiman Tuhan belum mulai, masyarakat sudah duluan menghakimi, karena nungguin Tuhan lama sekali, takutnya Tuhan keburu memaafkan tanpa sempat menghakimi. Jadi, daripada nunggu Tuhan, mending dihakimi duluan. Munafik dan sok jadi Tuhan.
Jadi, hadapi kehamilan anda. Bayi adalah anugerah. Percayalah, bayi-bayi ini lucu-lucu sekali dan bisa membuat hidup anda menyenangkan.
Hamil adalah hamil. Bukan aib.
.
- Esther Wijayanti -

0 komentar:
Posting Komentar