Melihat, membaca, mendengar beberapa media massa yang membahas tetang LHI (Luthfi Hasan Ishaq *Maaf saya tuliskan saja namanya=biar jelas) kalo si doi disamakan atau disejajarkan dengan beberapa nama ‘beken’ alias terkenal seperti Buya Hamka, Sayyid Qubth, dan Hasan Albana. Na’uzdubillah, pandangan saya sungguh jauh untuk itu. Dan saya katakan saya tidak setuju.!!!
Yaa. Saya tidak suka kalau LHI disejajarkan dengan Buya Hamka, Sayyid Qutbh atau hasan Albana. Ini menurut pandangan saya pribadi dan katakan adalah bentuk ‘pelecehan’ terhadap ulama-ulama besar dari orang-orang ‘taqlid’ buta..
Walaupun mereka nama-nama diatas sama-sama ditangkap dan dipenjarakan tapi kasus yang menimpa mereka jauh berbeda ibarat bumi dengan langit, ketiga tokoh terakhir ditangkap karena idealisme alias karena prinsip yang diyakininya benar dan bertentangan dengan prinsip penguas. So, mereka bukan koruptor atau yang disangkakan koruptor. Integritas dan kejujuran mereka diakui lawan maupun kawannya..
Saya tertarik dengan ini salah satu tauziah dari A.M (Pres.PKS) untuk menyemangati para pembela dan pengagum LHI disalah satu forum internal mereka :
*Tahukah engkau ikhwah fillah. Gerangan apa yang membawa yusuf ke istana yaitu mimpi tentang sapi besar makan sapi kecil**
**Sebelum Soekarno jadi presiden. Dia mencicipi penjara Sukamiskin, Digul. Buya Hamka menulis Tafsir al Azhar di penjara. Sayyid Qubth menulis Fii Dzilalil Quran dipenjara. Napoleon Bonaparte merasakan penjara Elba (Nusa Kambangan di kita).
***Politik punya dua pilihan ekstrim yaitu penjara dan istana.
(*-**-*** tersebut diatas mungkin kalian bisa lebih rinci dan menyimpulkannya di situs ini :
- http://www.pkspadangpanjang.org/2013/12/antara-penjara-dan-istana-anis-matta.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter
- http://www.pkspadangpanjang.org/2013/12/penjara-dalam-kaca-mata-pencetak-sejarah.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter
- http://www.pkspadangpanjang.org/2013/12/divonis-16-tahun-penjara-pendukung-lhi.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter
Coba kita renungkan sejenak, apa maksud dan tujuan A.M.dkk mengatakan demikian itu. Pendapat saya berarti dia secara tidak langsung teman-teman para pembela LHI-lah yang menyeret-nyeret PKS dalam pusaran kasus ini. Dan Apabila tingkat kepercayaan publik terhadap PKS jauh merosot setelah vonis ini maka yang paling bertanggung jawab adalah para pembela LHI yang mengaggap LHI adalah PKS dan PKS adalah LHI, siapa yang mengganggu LHI berarti mengganggu PKS dan wajib “diperangi” ini suatu logika bunuh diri. Hahahaa… kita tunggu saja bagaimana kedepannya, sepertinya ini menarik. :D
Saya menuliskan ini bukan masalah urus atau mengurus siapa. Tapi meluruskan cara berfikir seseorang ataupun kelompok yang menurut saya keliru. Kalau ada dari rekan-rekan hebatku (K*ners) menganggap statement saya tersebut salah maka itulah yang didiskusikan dan berdiskusi. Disini juga tidak ada niat saya untuk menjatuhkan salah satu kelompok yang berinisial Parpol, disini saya lebih fokus ke personnya. Kritikan saya ini lebih kpd sikap yang berlebihan dan melakukan simplikasi dengan menyetarakan LHI dengan tokoh-tokoh besar dalam sejarah pergerakan Islam.
Menyamakan LHI dengan tokoh-tokoh besar itu menurut saya yang lebih mencela para ulama besar tersebut. Tidak sepantasnya seorang LHI disejajarkan dengarn mereka. Kita telah ketahui bahwa pengadilan telah menyatakan LHI itu koruptor, sedangkan 3 tokoh itu tidak ada yang menuduh mereka koruptor, apakah itu tidak sebuah pencelaan?. Kalaupun mau menyandingkan mereka tunggu dulu vonis pengadilan yang menyatakan LHI bebas dan tidak terbukti korupsi. Kalau sekarang LHI itu sejajar dengan Angel Son, N*ddin dan para koruptor lainnya yang telah terpidana dan terbukti sebagai koruptor. Sebagai mahasiswa awam yang ingin selalu berpendapat itulah logika yang saya tanggap.
Sebagai pribadi muslim yang mengagumi Buya Hamka, dkk saya tidak rela mereka itu disamakan dengan LHI. Sekali lagi jangan samakan mereka itu dengan LHI, jangan nodai nama-nama besar dengan berbagai propaganda.
Sekian. Mohon maaf bila ada kesalahan. Saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah. :)
Salam kebaikan jiwa raga!

0 komentar:
Posting Komentar