harga genset murah

Jokowi dan Prabowo



Oleh : Atep Afia Hidayat - Berita seputar pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2014 kian menghangat saja. Beberapa nama muncul dan tenggelam, ada yang muncul alamiah seperti tanpa rekayasa, ada juga yang memang muncul dengan faktor kesengajaan. Tak dapat dipungkiri banyak yang merasa dirinya menjadi tokoh, lantas mencoba memunculkan diri ke permukaan untuk mendapat dukungan. Bahkan, ada juga yang tak segan untuk menyebut dirinya calon presiden yang populer. Semuanya serba relatif, nyaris taka da alat ukur dan ukuran yang obyektif.


Dari sekian banyak bakal calon presiden ada dua nama yang menduduki papan atas tingkat populeritas, hal itu mengacu pada berbagai survey, baik yang dilakukan oleh lembaga independen atau dependen, yaitu Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto (Prabowo). Lantas, akankah keduanya berkolaborasi atau berkompetisi ? Bisa jadi keduanya berpasangan, yang satu sebagai calon presiden (Capres) dan yang satu lagi sebagai calon wakil presiden (Cawapres).


Siapa yang jadi Capres dan Cawapres tentu saja keduanya memiliki peluang yang nyaris sama. Capresnya Prabowo dan Cawapresnya Jokowi, bisa jadi; atau Capresnya Jokowi dan Cawapresnya Prabowo, kenapa tidak ? Sulit terbantahkan bahwa elektabilitas dan populeritas Jokowi sudah di atas Prabowo. Jelas PDIP sebagai partai politik (Parpol) di belakang Jokowi akan sulit menerima jagoannya hanya menempati poisisi Wapres. Apalagi jika hasil Pileg PDIP mengungguli Partai Gerindra. Faktor kuncinya ada pada Megawati Soekarnoputri, terutama menyangkut kebersaran hatinya untuk merestui Jokowi menjadi Capres.


Ada fenomena menarik di balik meroketnya nama Jokowi. Tampilnya nama Jokowi ke papan atas bakal Capres sangat berbeda dengan tokoh lainnya. Hal itu dapat dilihat dari strategi dan upaya yang telah ditempuh, di mana bakal Capres lain dengan rekayasa dan sengaja memperkuat populeritasnya, antara lain dengan menabur iklan dan pencitraan melalui berbagai media.


Simak iklan tokoh yang mencoba memperkokoh ketokohannya yang tersebar di berbagai stasiun televisi nasional dan situs berita nasional. Bahasa dan pesannya nyaris sama. Dengan kata lain para bakal Capres itu dengan sengaja mencari perhatian dan meminta diperhatikan, mencari dukungan dan meminta didukung.

Hal seperti itu tidak terjadi pada Jokowi, yang sampai saat ini masih malu-malu kucing untuk berterus-terang soal pencapresan, atau jangan-jangan memang Jokowi tidak berminat. Bisa juga Jokowo sedang menunggu lampu hijau dari sang ketua umum. Jika benar Jokowi tidak berminat masuk bursa Capres, yang paling bersorak-bergembira tentu saja Kubu Prabowo. Hal itu terutama karena posisi elektabilitas dan poluleritas Prabowo menurut berbagai survey umumnya menempati peringkat kedua setelah Jokowi.


Tantangan yang dihadapi bangsa dan Negara Indonesia semakin berat. Dalam hal ini sangat diperlukan figur kepemimpinan nasional yang mumpuni, yang sanggup dan mampu membawa Indonesia berjaya. Modal Capres-Cawapres bukan sekedar elektabilitas dan poluleritas, namun juga kapabilitas dan integritas. Hendaknya rakyat jangan salah pilih dalam memilih wakilnya di lembaga legislatif dan dalam menentukan Presiden dan Wakil Presiden. Jika salah pilih, maka kondisi negara akan semakin amburadul. Sudah saatnya untuk membenahi bangsa dan Negara melalui pemerintahan yang kuat, adil, kreatif dan produktif. Dalam kurun lima tahun pasca 2014 Republik Indonesia diharapkan bisa muncul sebagai negara yang maju, minimal sejajar dengan negara-negara yang terkemuka di Asia Tenggara. Dengan demikian, pasangan Jokowi-Prabowo atau Prabowo-Jokowi, ataupun pasangan lainnya yang mendapat mandat dari rakyat, diharapkan dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. (Atep Afia)



Sumber Gambar:


wartaekonomi.co.id


Dipublikasikan juga melalui :


www.KangAtepAfia.com







sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/12/13/jokowi-dan-prabowo-619066.html

Jokowi dan Prabowo | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar