Cek Kesehatan di FFI 2013, Semarang
Suatu hari, seorang bapak ada yang complain dengan gue. Intinya, dia protes karena gue memberi contoh yang nggak baik buat anak-anak muda. Gue bingung, contoh yang nggak baik kayak gimana? Baru dijelasin sama dia bahwa, anak-anak muda sekarang cenderung ngobrol di dunia maya, dan jarang berinteraksi sosial di dunia nyata. Asli, gue dikritik kayak gitu jadi mikir, deh. Gue jadi inget film garapan pixar yang berjudul “Wall E”.
Sebuah pertanyaan nempel di kepala gue… Apa kondisi kita sekarang udah separah itu?
Udah lama gue sempet discuss dengan Kang Onno W Purbo (pakai IT Indonesia), yang intinya, apa bisa kita memanfaatkan yang udah ada untuk memecahkan masalah psikologis/sosiologis (atau apalah) di dunia maya ini? Soalnya gue juga sempet ngalamin banyak berinteraksi di dunia maya, alhasil, satu sisi gue pede tapi di sisi lain gue jadi nggak pede. Ada efek sampingnya yang bikin gue jadi mikir, gimana cara ngatasinnya?
Waktu di Gelumbang, gue sempet obrol-obrol dengan sahabat lama yang juga aktif dengan Karang Taruna. Di sinilah muncul ide untuk membuat Karang Taruna menjadi semacam social media. Konsepnya sama dengan social media yang dikembangkan di India (asli, kalo ini lupa gue namanya apa). Tapi social media yang satu ini concern ke masalah pendidikan. Apakah Karang Taruna bisa?
Sangat memungkinkan kalo kata gue, sih. Soalnya sekelas HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) saja punya social media yang cenderung eksklusif. Gue udah coba masuk, tapi nggak bisa kalo belum daftar langsung.
Bagaimana gambarannya?
Social media ini (Karang Taruna) nantinya akan fokus di bawah Menteri Pemuda dan Olahraga (cc: Mas Roy Suryo gimana, nih?). Jadi akan ada interaksi di dunia maya, yang akan bersambung dengan interaksi di dunia nyata, melalui pertemuan Karang Taruna tentunya. Minimal satu bulan satu kali saja, anak-anak muda itu berkumpul dan membahas perkembangan Karang Taruna, gue rasa Indonesia bakal maju. Dari hal-hal yang kecil kayak masalah saluran air kampung, masalah jadwal bersih-bersih mesjid, dsb.
Ini akan menjadi wujud pembuktian bagi anak-anak muda kepada mereka yang tua, bahwa… Ini lho! Kami tuh maen di dunia maya bukan nggak ada hasil. Dasar nih konservatif! Wikikikikik…
Btw… Gue ini termasuk yang muda atau yang tua, ya?
(Sekitaran Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, 11 Desember 2013)

0 komentar:
Posting Komentar