harga genset murah

Mencet Klakson Juga Ada Etikanya, Saudara-Saudara


Tiap berangkat ke kantor tanpa sengaja saya selalu berbarengan dengan sebuah mobil yang menyebalkan. Itu mobil benar-benar sangat menjengkelkan karena suka boros membunyikan klakson. Dikit-dikit TIN, bentar-bentar DIN, kesel dikit DIN DIN, capedeh. Rasanya jalanan yang cuma sejengkal itu benar-benar ingin dirajai sendiri. Menyebalkan.


Saya sendiri termasuk tipe pengendara motor yang sangat jarang menggunakan klakson. Bukan karena sudah terlampau mahir menyetir, namun karena reaksi spontan saya yang memang kurang terampil. Kadang saat mengerem mendadak karena kaget dipotong pengendara dari belakang, bermaksud memencet bel malah jari saya terjebak diantara tombol klakson dan riting. Akibatnya bel tak bisa berbunyi. Ya gimana mau berbunyi, yang harusnya dipencet apaa, yang kepencet apa, ckckck. Oleh karenanya momen jengkelnya hilang seketika, pengemudi ugal-ugalannya lari, meninggalkan saya yang ngamuk-ngamuk di dalam helm sendiri.


Jadi sebenernya klakson itu penting atau tidak sih? Ya tentu saja penting. Sebab klakson memang difungsikan oleh pengendara untuk memberi isyarat bunyi-bunyian bagi pengendara lain agar lebih waspada. Bayangkan jika sebuah kendaraan tidak dilengkapi klakson, apa yang terjadi? Mungkin bisa seperti kisah teman saya ini.


Satu hari kantor menugaskan beberapa orang untuk mengunjungi seorang rekan yang baru saja melahirkan. Saat itu ada dua mobil iring-iringan. Satu mobil kantor, satu lagi mobil seorang teman. Nah, mobil teman ini bermasalah pada bagian klaksonnya. Kalo dipencet bunyinya cuma BUUUSSS saja (eh, itu suara teman saya). Bel-nya mati. Sama sekali tidak berbunyi.


Nah, ketika berada di tengah lampu merah, kebetulan mobil kawan ini berada di belakang mobil kantor posisinya. Saat lampu menyala hijau, sengaja mobil kantor tidak bergerak sama sekali. Teman yang mengemudikan mobil tanpa klakson itupun gelisah setengah mati. Mau maju tak bisa, mundur apalagi, sama. Dari belakang sudah di-bel kendaraan lain supaya segera berjalan. Merasa dikerjai mobil di depannya, teman kami yang berada di jok belakang spontan membuka jendela kemudian mengeluarkan terompet gas dan TOOOOEEEEEEEENNNNNNNN, alhasil pengendara motor di sekitarnya berjingkat semua. Ya kaget lah.


Meski akhirnya tak satupun bisa menahan tawa, namun pelajaran berharga dalam kejadian konyol ini adalah bahwa meskipun kecil ukurannya, klakson termasuk satu perangkat kendaraan yang amat penting fungsinya.


Intinya, gunakan klakson secara bijaksana. Saat butuh memberi tanda, ya silahkan saja pencet tombolnya. Jika tidak, harusnya seseorang bisa mengendalikan diri untuk sama sekali tak menyentuhnya. Perhatikan saat-saat dimana boleh dan tidak boleh membunyikan klakson supaya tak memancing amarah. Semua ada etikanya.


Nyetir yang classy itu tau kapan saatnya tancap gas, kapan mengerem, juga tau kapan saatnya memencet bel. Jangan berjalan menguji nyali tanpa klakson berbunyi seperti saya atau mobil teman kami. Juga yang penting jangan semaunya sendiri pencat-pencet bel sesuka hati seperti mobil yang barengan dengan saya tadi, TAN TUN TAN TIN seolah semua halangan di depannya harus segera pergi. Emangnya dia turunan dewa dewi?


Salam bijak memencet klakson, saudara saudari!


.





sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/15/mencet-klakson-juga-ada-etikanya-saudara-saudara-618560.html

Mencet Klakson Juga Ada Etikanya, Saudara-Saudara | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar