Ketua Harian Dewan Pembina Partai Demokrat sekaligus Menteri Perhubungan EE Mangindaan (70 tahun) memang cerdik. Terkait tragedi Bintaro (9/12) EE Mangindaan memang menyatakan bertanggung jawab. Tapi bersamaan, secara tersirat, ia lempar tanggung jawab soal pembangunan elevated, underpass, ataupun flyover kereta api pada Jokowi.
“Ini (pembangunan elevated, underpass, ataupun flyover) tanggung jawab DKI Jakarta, dan sudah disanggupi Jokowi,” ujar Mangindaan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (9/12), sebagaimana dikutip dari Kompas.com di sini.
Mengherankan. Pasalnya, Menhub nampak tidak mengetahui informasi bahwa pembangunan underpass dan flyover oleh DKI Jakarta tersebut telah dibatalkan oleh Pemerintah Pusat dan diambil alih oleh PT KAI. Pembatalan mana diputuskan oleh Wapres Boediono, Senin 19/8/2013.
Bulan Agustus 2013 lalu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah mengumumkan proyek pembangunan tujuh underpass dan empat flyover yang awalnya akan dibangun oleh Pemprov DKI, batal dikerjakan seluruhnya. Proyek ini diambil alih oleh Pemerintah Pusat melalui pendanaan APBN ke PT KAI (lihat beritanya di sini).
Sebagaimana diketahui, tragedi Bintaro terjadi karena perlintasan rel kereta api tidak menggunakan underpass atau flyover, sehingga pengendara truk tangki dengan mudahnya menerobos perlintasan rel.
Dalam suasana tragedi memilukan seperti saat ini tidak sepatutnya para petinggi negara saling lempar tanggung jawab. Yang dituntut keadaan adalah pejabat terkait mengambil tanggung jawab masing-masing sesuai proporsinya. Menhub, misalnya, apa tidak lebih baik meletakkan jabatan (mundur) sebagai perwujudan nyata dari rasa tanggung jawab.
(Sutomo Paguci)

0 komentar:
Posting Komentar