harga genset murah

Nelson Mandela, Kafir.


Dari dalam kubur, suaraku akan terdengar lebih keras. Begitu kata Datuk Ibrahim Tan Malaka.


Dan memang begitu, kemuliaan dan keagungan seseorang terlihat lebih nyata pada saat orang itu dijemput malaikat sakaratul maut. Dalam skala lebih sempit, pikiran dan gagasan justru lebih bergaung lebih keras pada saat tubuh yang menelurkan pikiran dan gagasan itu dikurung di penjara.


Itulah yang terjadi. Nelson Mandela, musuh besar apharteid, dan pejuang persamaan hak manusia yang universal, pikiran dan gagasannya lebih cepat menular justru saat tubuhnya dikurung di ruang kecil berkerangkeng, kita sebut itu penjara. Bayangkan, dua puluh tahun lebih dipenjara tidak menyebabkan pelapukan terhadap pikiran dan gagasannya. Aku mendapatkan kemewahan di penjara, yaitu tersedianya banyak waktu untuk merenung dan melakukan kontemplasi sunyi untuk meningkatkan sisi spiritual dalam diri. Kemewahan yang tidak didapatkan oleh siapa saja yang di luar penjara.


Komitmennya yang seteguh karang, adalah inspirasi bagi sangat banyak manusia. Dengan kepopulerannya, dapat saja dia memilih berhenti berjuang melawan apharteid dan lalu berpihak ke rezim, dan itu akan memberikan kemewahan materil yang tidak terbatas. Tapi yang dipilihnya tetaplah jalan sunyi, keras dan tajam.


Perjuangan yang keras itu dijalaninya dengan kelembutan hati, tidak menyisakan dendam barang setitik saja.Kita tidak boleh dipenjarakan oleh masa lalu. Dengan memuaskan dendam terhadap perlakuan yang sudah kita derita di masa lalu, maka kita juga menciptakan dendam yang baru dan menjadi lingkaran dendam yang memenjarakan kita di masa depan. Mari bersatu menatap masa depan. Pengampunan, itulah intinya.


Dan dengan semua kontribusinya terhadap Afrika, dapat saja dengan mudah dia memilih menjadi raja, atau menjadi presiden seumur hidup dengan kekuasaan mutlak menumpuk di tangan. Tetapi karakternya jauh lebah besar dari itu, dan dengan demikian dia lebih memilih utnuk menjadi milik semua orang dan semua bangsa.


Pria itu keras dalam komitmen, lembut dalam hati. Pria itu cemerlang dalam gagasan, rendah hati dalam komunikasi. Penderitaan tidak melahirkan dendam, penyiksaan tidak melahirkan amarah.


Saat kematiannya, duka menyebar melintasi batas-batas, air mata tercucur membasahi bumi. Kapankah dunia akan memiliki lagi manusia seperti ini?.


Dengan segala hormat, dan dengan segala kemuliaan dan keagungan pria ini, bagi sangat banyak manusia, PRIA INI TETAPLAH MANUSIA KAFIR.


SEBAB DIA TIDAK SEIMAN DENGAN SAYA.


Dan jika manusia seperti ini sajapun masih kafir, maka SEMUA MANUSIA ADALAH KAFIR. Sebab, adakah di antara kita yang lebih baik dari pria ini?.



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/09/nelson-mandela-kafir-616933.html

Nelson Mandela, Kafir. | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar