Prabowo Subianto - Surat Untuk Sahabat
Nggak enak rasanya, malu hati, sudah dikasih buku secara gratisan sambil dibubuhi tandatangan pula, masak dibolak-balik doang, nggak dibaca. Itu namanya nggak menghargai dan menghormati si pemberi buku. Akhirnya buku berjudul “Surat Untuk Sahabat” punya Prabowo Subianto harus dibaca juga hingga tuntas dari halaman pertama sampai tutup buku. Ada satu bab akhir di buku ini yaitu “Kalau Bukan Sekarang, Siapa Lagi?” sebelumnya sempat saya baca di dinding akun facebook Prabowo Subianto.
Habis melalap isi buku ini, alih-alih saya pun diingatkan oleh ajaran dan tekad Bung Karno dalam upaya memperjuangkan apa yang disebutnya dengan Doktrin Trisakti yaitu menyangkut tiga pokok pemikiran akan pentingnya kedaulatan di bidang politik, kemandirian di bidang ekonomi, dan ketahanan di bidang budaya yang harus dipunyai sebuah bangsa.
Dalam buku “Surat Untuk Sahabat” yang merupakan rangkuman kumpulan tulisan Prabowo di akun facebook-nya memaparkan gagasan visioner mengenai pentingnya kedaulatan bagi sebuah bangsa baik di bidang politik, ekonomi dan kebudayaan. Dalam paparannya, calon presiden dari Partai Gerindra ini menuangkan gagasan visionernya mengenai kedaulatan di bidang politik bagaimana menjadikan Indonesia sebagai Macan Asia. Sementara di bidang ekonomi, bagaimana menjadikan Indonesia berdaulat atas pangan dan swasembada. Sedang di bidang kebudayaan, bagaimana menjadikan warisan nilai-nilai luhur budaya bangsa sebagai peneguh jatidiri dan ketahanan budaya ditengah serbuan budaya dari luar.
Kalau kita cermati, dari untaian paparan “Buku Untuk Sahabat”, lalu kita peras intisarinya tak jauh beda dengan apa yang diajarkan oleh Bung Karno lewat Doktrin Trisakti-nya yang menyoal pentingnya kedaulatan politik, ekonomi dan kebudayaan untuk kembali dimiliki oleh sebuah bangsa bernama Indonesia.
Disebutkan, 2014 adalah tahun perubahan. Di tengah gema-gema kata ‘perubahan’ yang diusung oleh para capres 2014, adalah hal yang mustahil perubahan menuju Indonesia Baru bisa diwujudkan bila tidak ada kedaulatan, kemandirian dan ketahanan. Untuk mewujudkan perubahan menuju Indonesia Baru berdaulat, yang tak kalah penting adalah karakteristik kepemimpinan nasional yang kuat dan tegas. Karakteristik kepemimpinan nasional ini akan ikut menjadi faktor penentu dalam membawa Indonesia pada perubahan menuju sebagai bangsa berdaulat sebagaimana pernah menjadi tekad Bung Karno lewat perjuangan Doktrin Trisakti-nya.
Akhirnya yang terlintas dibenak saya setelah membaca “Surat Untuk Sahabat” jangan-jangan Prabowo penyambung Doktrin Trisakti – Bung Karno. Kalau Permadi SH berjuluk Penyambung Lidah Bung Karno, sementara Prabowo jadi penyambung Doktrin Trisakti – Bung Karno.

0 komentar:
Posting Komentar