Suharto , adalah sosok pemimpin ideal bagi negara yang baru saja lepas dari penjajahan . Merdeka pada 1945, bukan berarti kita terlepas dari berbagai macam penjajahan lainnya . Secara Ekonomi dan Sosial kita masih mengalami penjajahan yang begitu terasa . Pada fase tersebut penjajahan seperti ini adalah wajar adanya . Sebagai negara muda , kita mesti berbenah dengan mengambil parameter pada negara-negara berkembang diluar sana . Itulah pandangan Pak Harto saat itu . Di tengah krisis politik yang melanda pasca kemerdekaan , kebijakan yang harusnya diambil adalah perubahan tatanan sosial kita , memberikan kepercayaan rakyat atas situasi yang semakin tidak kondusif saat itu . Namun Orde lama pimpinan Soekarno terlalu bertumpu pada penataan birokrasi yang mulai semrawut , di sisi lain ancaman baru pun berdatangan , tidak hanya dari luar tetapi dari dalam negara ini ancaman-ancaman yang ditujukan pada rezim berkuasa mulai bergema seantero penjuru tanah air .
Era pada masa itu , sama halnya dengan apa yang terjadi saat ini . Ketika ancaman berdatangan dari dalam maupun luar , pemerintah justru sibuk dengan urusan penataan birokrasi yang mulai digerogoti aksi korupsi berjamaah . Korupsi adalah masalah utama yang perlu diselesaikan , namun ancaman yang datang bukan hanya bentuk pembiasan dari aksi korupsi tetapi juga bagian dari pergerakan yang lepas dari kontrol dari pengamatan pemerintah . Pergerakan – pergerakan yang justru menjadi ancaman tidak hanya bagi pemerintah , namun segenap bangsa ini .
Pemerintah tidak hanya kehilangan muka di dalam negeri sendiri , tetapi di luar juga sama keadaannya . Padahal Indonesia adalah salah satu negara besar , kuat dan berintegritas dengan cukup baik . Namun ketika pemerintahannya bagai tikus ketakutan kala mendapat ancaman , ini tentu tidak mencerminkan sebuah pemimpin dari negara sebesar Indonesia .
Era Soeharto , adalah era dimana Indonesia menjadi salah satu negara yang disegani , bahkan oleh negara-negara adidaya seperti AS dan Rusia sekalipun . Namun pemandangan yang justru terbalik tatkala Era Soeharto tumbang , jangankan untuk melawan negara sekecil Malaysia dalam perebutan wilayah melawan gerombolan kritikus jalanan sekalipun pemerintah harus menelan ludah berkali-kali .
Pemerintah sekali lagi adalah ambasador bangsa ini dihadapan dunia internasional , ketika ia justru tidak punya muka di negeri sendiri bagaimana mungkin ia akan dihargai di luar sana , ketika pemerintah sudah tak dihargai di dunia Internasional , apa bangsanya akan dihargai ?
Perubahan –perubahan yang ‘katanya’ menjadi item utama dalam tuntutan reformasi 1999 justru menjadi boomerang bagi bangsa ini . Tidak ada satupun presiden pasca tumbangnya era Orde Baru yang benar-benar diterima oleh bangsa ini . Semua dianggap buruk , Bj Habibie , Alm Gusdur , Megawati hingga SBY . Semua menjadi bulan-bulanan kritik media dan masyarakat . Inikah hasil dari reformasi yang kita agung-agungkan ?
Lantas ketika Orde Baru tumbang apa korupsi pun ikut lenyap ? sebagai alasan dari lahirnya gerakan reformasi itu sendiri .
Ini kebebasan yang kita idam-idamkan ?
Dimana harga diri pemerintah , ketika mereka paham betul tentang sebagian besar masyarakat yang buta akan esensi dari kebijakan yang coba diterapkan . Apa gunanya presiden di negara ini ? bila ia hanya menjadi tempat bagi gerombolan kritikus jalanan untuk melemparkan kritik kosongnya yang kemudian direspon dengan begitu serius dan ketakutan oleh pemerintah .
Di negara sendiri saja sudah tidak punya muka , bagaimana diluar sana ?
Ini bukan hanya implikasi dari ketidakpercayaan publik terhadap kinerja pemerintah , tetapi inilah bukti bahwa aturan dan pandangan yang lahir pasca tumbangnya rezim Soeharto hanya memperburuk persepsi kita terhadap sebuah pemerintahan yang coba dibangun dengan sebaik-baiknya , hingga sebaik apapun usaha yang dilakukan pemerintah teriakan dan makian masyarakat akan dianggap wajar , dan telah dilegitimasi oleh undang-undang .
Apa era Soeharo kita melihat omongkosong semacam ini ?
Inilah alasan ketegasan dari seorang Pak Harto yang kemudian dianggap sebagai bentuk pemenjaraan kebebasan . Namun lihatlah kebebasan itu saat ini . Apakah menjadikan negara ini menjadi lebih baik ?
Tidak ada presiden di negeri yang lebih baik dari Pak Harto , kalimat senada juga pernah disampaikan Alm Gusdur dalam swawancaranya dalam program acara salah satu stasiun televisi swasta . Dan Ia (Gusdur) benar , bahwa tidak ada satupun presiden yang lebih baik di negara ini selain Pak Harto.

0 komentar:
Posting Komentar