Sumber foto: satuharapan.com
Suka tidak suka Republik ini harus mencatat bahwa ada seorang nama yang dipilih oleh rakyat Indonesia untuk menjadi pemimpin nasional selama 10 tahun. Adalah Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono yang diamanahkan oleh rakyat pada Juli 2004 lalu. SBY telah menggoreskan sejarah bahwa dialah calon presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh masyarakat Indonesia. Tahun 2004 adalah pemilihan umum kedua pasca reformasi dan kali pertama calon presiden dan calon wakil presiden dipilih secara langsung. Sampai berakhirnya masa kepemimpinan SBY periode pertama tahun 2009, publik tahu bahwa banyak pencapaian yang telah ditorehkan olehnya. Saya ambil contoh di bidang demokrasi saja, mengalir puja-puji dai komunitas internasional atas pencapain Indonesia yang sukses melewati masa transisi pasca reformasi. Siapa yang tidak kagum atas keberhasilan kita menyelenggarakan pemilu langsung yang diikuti oleh ratusan juta penduduk secara langsung dengan damai?.
Akhirnya Pemilu ketiga pasca reformasi digelar pada tahun 2009 dan kembali SBY terpilih secara langsung untuk kali kedua. Lebih membanggakan lagi, saat Pilpres tahun itu yang diikuti oleh tiga pasangan Capres-Cawapres, SBY unggul hanya dengan satu putaran dengan mendapatkan suara 50% lebih. Tidak hanya itu SBY juga berhasil mengantarkan partai yang dibidaninya menjadi kampiun di pemilu legislatif. Kemenangan partainya pasti tidak lepas dari ketokohan SBY yang saat itu kalau dipasangkan dengan siapa saja menjadi calon presiden pasti rakyat memilihnya. Pada periode kedua kepemimpinannya yang akan berakhir pada 2014 nanti, pencapaiannya sungguh luar biasa dan meningkat dibanding periode pertama.
Pencapaian membanggakan di bidang ekonomi ditandai dengan melonjaknya tingkat pertumbuhan ekonomi kita dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Kemudian yang lebih mencengangkan lagi hutang Indonesia kepada IMF yang menggunung saat orde baru berkuasa terlunasi. Bahkan, tahun lalu IMF sampai dipinjami uang oleh Indonesia untuk ‘menambah kasnya’ dalam mendonori negara-negara yang ekonominya kritis. Dalam bidang hokum apalagi, SBY mempelopori gerakan pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu. Tidak ada di era sebelumnya kecuali SBY yang memerintahkan aparat hokum untuk langsung memerikas Kepala Daerah jika terindikasi korupsi tanpa terlebuh dahulu meminta izin ke Presiden.
Namun sayangnya, ditengah pencapaian hampir 10 tahun ini hantaman kepada SBY dan keluarga makin menjadi-jadi. Saya melihatnya ini sebagai serangan dari lawan politik yang ingin menciptakan opini bahwa SBY tidak sesempurna yang dibayangkan orang. Hal ini juga dilakukan untuk memperburuk citra SBY menjelang berakhirnya masa jabatan. Para penyerang itu ingin menciptakan kesan tidak baik sebelum SBY berakhir tahun depan. Kadangkala kalau kita membaca pemberitaan media massa saat ini hampir semuanya memuat tuduhan dan fitnah kepada SBY dan keluarga yang terlibat korupsi sejumlah kasus-kasus besar.
Akan tetapi kesabaran manusia ada batasnya sekalipun itu seorang pemimpin. Tidak ingin dirinya dan keluarganya difitnah terus menerus, SBY bermaksud menjelaskan hal yang dituduhkan itu dengan pernyataan-pernyataan yang bisa membuat publik tidak terpengaruh dengan isu diluaran. Maka dari itu sejak kemarin, 10 Desember SBY menunjuk Juru Bicara keluraga dan tim advokasi hukum untuk memberikan penjelasan ke publik dan legal action terhadap setiap tuduhan yang datang. Ini cara yang baik, daripada menggunakan jalan kekerasan. Sebagai Panglima Tertinggi TNI, SBY bisa saja menghabisi musuh-musuhnya seperti di masa lalu. Namun semua itu tidak dilakukannya. Ia memilih membela diri sesuai dengan koridor hukum, termasuk menyiapkan pengacara. Ini cara beradab yang harus diapresiasi.
Memang terlihat beda dengan para tokoh lainnya dan pemimpin-pemimpin sebelumnya ketika melihat SBY memecahkan masalah. Bayangkan, seorang Kepala Negara dengan jabatan dan fasilitas yang dimilikinya serta seorang simbol negara tidak menggunakan kekuasaannya untuk melawan musuh-musuhnya. Cara-cara yang elegan dan santun sesuai koridor hukum digunakan oleh SBY untuk menangkal serangan yang menjurus fitnah yang ditujukan kepadanya dan keluarganya. SBY tidak ingin mencederai dirinya dengan kesewenangan untuk melawan musuh-musuh politiknya. Sungguh, sebuah sikap yang patut diparesiasi dan ditauladani dari seorang pemimpin sejati.

0 komentar:
Posting Komentar