harga genset murah

Kekompakan Jokowi-Ahok Patut Diteladani


1386526935896328073

gambar: detiknews.com



Untuk memuncaki pagelaran World Royal Herritage di Silang Monas, pemda DKI mengadakan kirab dengan menampilkan Parade Budaya Pagelaran Agung Keraton se Nusantara dan dunia. Dalam kirab ini, raja dan ratu masing-masing kerajaan duduk di atas kereta kencana diiringi para pengawal kerajaan.


Tidak ketinggalan, Jokowi-Ahok sebagai tuan rumah dan penggagas perhelatan akbar ini juga turut serta dalam kirab dengan mengendarai kereta kuda berpelat nomor B 1 DKI, mengenakan pakaian Betawi dan dikawal oleh Tentara Balakrama Jayakarta. Keduanya tampak akrab dan sesekali saling bantu membenahkan posisi pakaiannya.


Sejak mencalonkan diri untuk kursi DKI 1 dan 2, keakraban Jokowi-Ahok sudah ditunjukkan saat mereka bahu membahu mensosialisasikan diri dan berbagi tugas dalam berkampanye. Berbeda dari calon lain yang mendatangkan massa ke tanah terbuka dengan panggung dan spanduk besar, Jokowi-Ahok melakukan kampanye dengan cara keluar masuk gang dan tempat-tempat yang jarang dijamah pejabat sambil membagi-bagikan kartu nama. Ternyata cara kampanye yang relatif baru ini sangat efektif menarik minat masyarakat untuk memilih mereka berdua. Akhirnya, Jokowi-Ahok pun menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI.


Keakraban keduanya rupanya terus berlanjut, bahkan menjadi semakin kompak seiring sejalan. Tanpa merasa siapa yang lebih popular atau berkuasa, Jokowi-Ahok berbagi tugas secara adil dalam bekerja. Publik menyaksikan dengan jelas bagaimana mereka membahas dan mengeksekusi program-program kerja secara sinergis, saling mendukung secara tulus, serta saling mengisi kekurangan dan kelebihan masing-masing.


Sehingga hanya dalam waktu satu tahun bekerja, kedua pemimpin ini telah menunjukkan hasil yang relatif memuaskan. Cara kerja yang efektif, kreatif dan bebas dari pengaruh kepentingan politik membuat mereka berani membuat terobosan-terobosan yang mencengangkan. Alhasil, rencana program pembangunan yang sudah bertahun-tahun mangkrak seperti monorail dan MRT dapat mereka mulai. Keduanya juga berhasil mengatasi problema akut kaki lima, penjarah areal terbuka atau para penduduk jalanan. Sukses kerja mereka kemudian mengundang apresiasi dari segala penjuru, meski ada juga cibiran untuk keduanya.


Sukses menggelar festival kerajaan Nusantara dan dunia juga membuat Jokowi mendapat pujian bahwa ia dianggap sebagai figur pemimpin yang mampu menyatukan kebudayaan seluruh Indonesia.


“Selama pemerintahan republik ini, belum ada pemimpin yang berani mengumpulkan kerajaan seluruh nusantara. Ini bukti nyata bahwa Jokowi berani dan mampu melakssnakannya,” kata Pae Nope, perwakilan dari kerajaan di wilayah NTT.


Jokowi-Ahok adalah contoh pemimpin ideal Indonesia terkini: kompak, bersih dan pekerja keras. Meski secara karakter mereka berbeda bak langit dan bumi, Jokowi kalem dan Ahok agresif, mereka menjadikan perbedaan karakter tersebut sebagai kekuatan. Jokowi fokus mengurusi aspirasi, emosi dan konflik rakyat, Ahok bertindak sebagai pendobrak dan penantang mereka yang tidak peduli aturan.


Kepemimpinan Jokowi-Ahok yang serasi dan saling mengisi memberi kesejukan dan harapan di tengah kegalauan rakyat karena ketiadaan pemimpin yang patut diteladani. Kekompakan kedua pemimpin ini juga patut menjadi teladan bagi pemimpin lain di negeri ini.



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/12/09/kemesraan-jokowi-ahok-patut-diteladani-617611.html

Kekompakan Jokowi-Ahok Patut Diteladani | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar