Anas Urbaningrum/ Foto: tribunnews.com
Sejak menjadi Ketua Umum PB HMI dan akhirnya menjadi politisi Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dikenal sebagai sosok yang santun dalam berbicara. Salah satu yang membuat Anas akhirnya direstui menjadi Ketua Umum PD adalah sikap santunnya tersebut. Sebagai politisi muda, Anas dulu juga dikenal sebagai sosok yang cerdas, baik dalam pemikiran maupun membangun komunikasi politik.
Namun belakangan, setelah ‘terjerat’ kasus korupsi dan ‘lengser’ dari posisinya sebagai Ketua Umum PD, sifat Anas yang santun itu mulai hilang. Saat ini, image yang melekat pada Anas justeru sebaliknya, yiatu sosok yang ‘serampangan’, gampang tersulut emosi dan ‘hobi’ menyerang lawan politik.
Anas yang santun dan cerdas, saat ini kelihatan mulai kehilangan jati diri. Dia gampang marah, apalagi kalau terkait dengan SBY dan PD. Selain emosian, Anas cenderung mudah mengungkapkan antipadi dan mengumbar rasa dendamnya.
Dalam berbabagi kesempatan, Anas yang dulu santun, kini tanpa ‘tedeng aling-aling’ menyerang, mengolok-olok SBY dan PD dengan frasa-frasa atau kata-kata kiasan yang kasar dan tidak sepatutnya diumbar oleh orang berpendidikan.
Sebagai orang yang selalu mengikuti perkembangan Anas, saya cukup kecewa dengan perubahan tingkah laku dan perangai ini. Anas yang dulu terlihat dewasa, kini seperti anak kecil, mudah ‘galau’ dalam menghadapi masalah. Padahal kalau mau jujur, sebenarnya apa yang menimpa Anas saat ini juga dialami oleh politisi lain.
Banyak politisi tersandung kasus korupsi. Namun mereka tetap tenang. Kalau pun ada sanggahan mengenai keterlibatannya dalam korupsi, mereka lebih memilih fokus mempersiapkan segala bukti dan pembelaan. Sementara Anas, dia justeru sibuk mencari kambing hitam, menyerang kanan dan kiri.
Dalam konteks ini, Anas bisa belajar banyak dari Andi Mallarangeng. Saat masih aktif, Andi dikenal sebagai sosok yang lantang dalam bicara. Namun, Andi tidak meninggalkan kedewasaan politiknya. Ketika ditetapkan sebagai tersangka dan kemudian ditahan, Andi lebih memilih fokus mempersiapkan pembelaan. Bahkan dari dalam tahanan, Andi justeru melahirkan banyak pemikiran-pemikiran politik. Sejumlah pemikiran Andi bahkan dimuat secara berkala oleh media. Ini menunjukkan bahwa Andi cukup dewasa menyikapi masalah yang dialaminya.
Sekali lagi, seharusnya Anas bisa seperti Andi. Mudah-mudahan, kalau pun pada akhirnya KPK menahannya, Anas bisa kembali pada sifatnya yang santun dan cerdas. Saya yakin, apa pun yang dilakukan Anas saat ini, tidak akan mempengaruhi statsunya sebagai tersangka kasus korupsi. Lambat laun, tinggal menunggu waktu saja, Anas akan ditahan.(***)

0 komentar:
Posting Komentar