harga genset murah

Paket Bali = SBY Selamatkan Rezim? Spekulasi yang Lebay!


Konferensi Tingkat Menteri ke-9 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Bali, pekan lalu, menghasilkan Bali Package (Paket Bali) yang memuat tiga agenda, yakni trade facility, sektor pertanian, dan pembangunan negaranegara kurang berkembang (Least Developed Countries/LDCs).


Ini merupakan terobosan luar biasa mengingat sebelumnya selalu deadlock, dan di Bali lah kemudian ke-159 delegasi anggota semua menyetujui Paket Bali. Kelompok G-33 (33 negara berkembang) yang diketuai Indonesia memandang perlunya memperhatikan struktur, pola, dan kapasitas perdagangan di negara-negara berkembang dan kurang berkembang, khususnya terkait dengan isu ketahanan pangan.


Dari ketiga agenda Paket Bali yang disepakati, perdagangan global diyakini dapat berjalan dengan lebih sehat dan fair sesuai dengan Doha Development Agenda (DDA), terutama terkait keseimbangan pembangunan antarnegara anggota.


Selalu saja ada suara sumbang


Namun ada saja yang menyorot negatif di dalam negeri Indonesia. Tidak lain tidak bukan, apalagi kalau bukan demi kepentingan 2014 (tahun politik). Diantara suara sumbang ada yang bahkan secara lebay (berlebihan) bahwa Paket Bali hanyalah akal-akalan SBY untuk menyelamatkan rezimnya.


Lucu sekali! Si komentator bernama Rizal Damanik, Direktur Indonesia for Global Justice, membuat seolah-olah kekuasaan SBY amsih lama, lalu ada indikasi akan dijatuhkan di tengah jalan, makanya SBY perlu menyelamatkan rezimnya!


Kenyataannya kan sebentar lagi saja SBY mengakhiri rezimnya. Tidak ada masalah itu. lagipula, menyelamatkan rezim dari siapa ya? Siapa yang mengancam rezim SBY? (maksudnya dalam konteks kesepakatan WTO itu).


“Dari sikapnya ini terlihat bahwa SBY hanya ingin menyelamatkan rezimnya saja sampai akhir 2014, tapi dia tidak peduli habis itu gimana, karena sebenarnya ongkos dan implikasi dari perbuatannya itu menimpa suksesornya nanti dan rakyat Indonesia semuanya,” kritik Damanik. (link: http://ekbis.rmol.co/read/2013/12/09/135901/Paket-Bali-Bukti-SBY-Cuma-Ingin-Selamatkan-Rezimnya-)


Ridiculous sekali spekulasi Damanik nih!


Maksud ARB apa ya?


Satu lagi suara sumbang yang bagi saya menarik untuk ditanggapi adalah komentar dari Aburizal Bakrie (ARB). “Indonesia sebagai negara agraris dan berpenduduk besar seharusnya bersama-sama dengan India, bukan sebaliknya menjadi garda terdepan dalam me-lobby India untuk menyetujui proposal yang ditawarkan,” kata calon presiden Partai Golkar itu.


Indonesia, lanjut ARB, jangan terbuai dengan potensi penambahan nilai perdagangan dunia yang dijanjikan WTO dengan angka 1,3 triliun dollar Amerika. Karena menurutnya potensi itu bukan Indonesia yang menikmati paling besar kue tersebut, melainkan negara-negara maju.


“Lebih dari itu, kita harus menjaga kepentingan petani dalam negeri kita,” tegas ARB. (link: http://www.rmol.co/read/2013/12/06/135603/Aburizal-Bakrie-Kecam-Sikap-Indonesia-dalam-Sidang-WTO-)


Dengan gagahnya ARB berbicara kepentingan petani dalam negeri. Dia lupa kalau “nama tengahnya” adalah “lapindo”…hehe.


Paket bali memperkuat posisi tawar Indonesia


Lalu pendapat mana yang saya yakini soal Paket Bali ini? Saya jujur saja tak mau begitu saja percaya, bahkan dengan suara pemerintah sekalipun. Pertama, karena saya awam soal ekonomi. Dan kedua, bagi saya WTO dan seluruh lembaga PBB lebih banyak menguntungkan negara-negara maju dibandingkan negara-negara berkembang.


Namun demikian, setidaknya pendapat pakar yang profesor, Firmanzah, layak untuk dipertimbangkan. Kata dia, Paket Bali memberi ruang kesetaraan dan semangat saling membantu antara negara-negara maju, berkembang dan kurang berkembang sehingga agenda pembangunan dunia berjalan dengan kongruen.


Firmanzah menambahkan, Paket Bali dengan tiga agenda yang disepakati ini tentu dipandang lebih realistis dibanding 19 agenda dalam Putaran Doha di Qatar tahun 2001.


Kesepakatan pada pengurangan hambatan perdagangan yang menekankan prinsip “non-diskriminasi” untuk mendorong sistem perdagangan dunia yang berkeadilan dan proporsional, lanjut Firmanzah, sangat memberi ruang yang besar bagi negara-negara berkembang dan kurang berkembang ntuk memperluas pasar dan mendorong ekspornya ke negara-negara maju.


Di sektor pertanian, Paket Bali memberi keleluasaan bagi negara-negara berkembang dengan populasi besar seperti Indonesia dan India untuk memberikan subsidi kepada petaninya dan menjamin ketersediaan pangan bagi kelompok miskin.


“Dengan tercapainya kesepakatan pada pertemuan WTO ke-9 di Bali, sinyal perbaikan kesimbangan perdagangan global di masa mendatang akan semakin menguat. Di samping itu, Paket Bali yang disepakati juga menjadi pesan semakin menguatnya posisi tawar Indonesia sebagai tuan rumah KTT tingkat Menteri kali ini,” pungkas Firmanzah. (link: http://ekbis.rmol.co/read/2013/12/09/135889/Firmanzah:-Paket-Bali-Memperkuat-Posisi-Tawar-Indonesia-)


Bagi saya…


Apapun itu, saya sangat yakin Presiden SBY takkan serendah yang dituduhkan di awal, bahwa dia hanya ingin menyelamatkan rezimnya saja! Spekulasi yang sangat lebay dan terlalu merendahkan.


Apalagi tuduhan Partai Golkar dan ARB. Saya kira lebih baik beliau introspeksi diri saja, jangan berbicara kepentingan nasional sebelum “masalah yang satu itu” selesai!



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/12/09/paket-bali-sby-selamatkan-rezim-spekulasi-yang-lebay-616983.html

Paket Bali = SBY Selamatkan Rezim? Spekulasi yang Lebay! | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar