Jarum jam menunjukkan pukul 11.45 wib. Sebuah mobil mewah memasuki rumah di jalan Teuku Umar nomer 27. Penumpangnya bukan sosok biasa, melainkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Rumahnya pun bukan rumah biasa, melainkan kediaman dari Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarnoputri.
Jokowi memang kerap mengunjungi Megawati. Wajar, rumah dinasnya saat ini hanya berjarak 500 meter dari kediaman putri Bung Karno itu. Yang menjadi tak biasa adalah kunjungan Jokowi kali ini tidak sendiri. Wakilnya pun turut menghadiri kediaman Megawati.
Ketua DPP PDIP, Trimedya Panjaitan, membenarkan adanya pertemuan kedua tokoh Jakarta itu dengan Megawati. Namun ia menampi jika pertemuan siang hari tadi, Minggu (8/12/2013), terkait dengan persoalan politik. Tampikan yang sama juga datang dari Ahok. Kepada wartawan, Ahok mengaku hanya makan-makan biasa, tidak ada pembicaraan terkait politik.
Benarkah demikian? Menjelang Pileg 2014, di tengah konstelasi politik yang kian memanas, maka wajar bila setiap pertemuan antar tokoh politik diduga oleh publik bukan sekedar pertemuan biasa. Terlebih bila pertemuan itu berada di rumah seorang Ketua Umum partai dengan kedua tokoh yang tengah naik daun.
Jokowi, seperti diketahui, tengah berada di puncak survei capres yang digelar oleh berbagai lembaga survei. Selain itu, dukungan dari berbagai elemen dan lapisan masyarakat terhadap pencapresan Jokowi kian meningkat dari hari ke hari. Namanya diincar oleh sejumlah tokoh sebagai cawapres. Yang terbaru ialah dari Sang raja dangdut, Oma Irama.
Sedangkan nama Ahok naik daun melalui keberanian, kelantangan dan beberapa gebrakannya. Meskipun melahirkan kontra, namun suara yang pro terhadap Ahok tetap lebih dominan. Sehingga nama Ahok mulai dipertimbangkan untuk dipinang sebagai cawapres.
Bagi Megawati, sulit untuk tidak menangkap fenomena Jokowi. Sejatinya, sinyal-sinyal terhadap pencapresan Jokowi telah diberikan oleh Megawati. Seperti ketika Megawati menunjuk Jokowi sebagai pembaca “The Dedication of Life” pada saat Rakernas PDIP beberapa saat lalu. Pengamat politik memaknainya sebagai restu terselubung Megawati pada Jokowi.
Terkait pertemuan tadi siang, maka besar kemungkinan Megawati mulai menakar, mempertimbangkan untuk “mengawinkan” Jokowi-Ahok pada Pilpres 2014 mendatang. Dengan pertimbangan raihan suara PDIP yang lolos dari ketentuan Perlementary Treshold, dan suara partai Ahok, Gerindra, yang tidak akan lolos, maka besar kemungkinan Megawati akan “menjodohkan” Jokowi dengan Ahok.
Jadi, tinggal menunggu peresmiannya tah.
Gitu aja koq repot!
Ditulis sebagai tanggapan atas pertemuan Megawati dengan Jokowi-Ahok.

0 komentar:
Posting Komentar