Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Apabila Kamu tidak malu, silakan berbuat sesukamu”, kalimat hadits yang sangat sederhana tersebut merupakan anjuran dari Nabi Muhammad SAW agar kita senantiasa menjaga baik rasa malu maupun “kemaluan” kita, kenapa demikian? Karena ketika muncul rasa malu didalam diri kita maka kita bisa menjaga baik diri kita, maupun yang lainnya.
Perihal rasa malu dan budaya malu ini juga yang ingin dihimbau oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa kepada para orang kaya terkait dengan pemberian subsidi Bahan Bakar Minyak. “Mobil mewah tidak usah lah (pasang RFID). Ngapain pasang RFID, itu kan untuk mobil subsidi. Masa mobil mewah pasang RFID” ungkap Hatta ketika itu.
Beberapa waktu lalu pemerintah mewajibkan bagi kendaraan roda empat maupun lebih untuk memasang alat pemantau penggunaan BBM Bersubsidi secara gratis, alat tersebut yaitu RFID (Radio Frequency Identication). RFID atau Identifikasi frekuensi radio menurut wikipedia adalah suatu metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label RFID tersebut bisa dipasang di suatu benda atau apapun dalam hal ini kendaraan, untuk memberikan informasi terkait data yang ada pada kendaraan tersebut terkait penggunaan BBM Bersubsidi.
Pemasangan RFID tersebut sebenarnya diperuntukkan bagi kendaraan roda empat yang terbiasa menggunakan BBM bersubsidi atau bensin premium, baik angkutan umum, kendaraan niaga, maupun kendaraan pribadi yang terbiasa menggunakan bensin premium (Meskipun mobil sekarang secara teori dari pabrikan dilarang menggunakan bensin premium).
Sistem alat kerja ini adalah ketika kendaraan ingin mengisi bensin dan langsung memberikan sinyal kepada SPBU tingkat konsumsi BBM kendaraan tersebut, dan apabila kendaraan tersebut telah melampaui batas ketentuan pengisian BBM bersubsidi maka selang pompa bensin tidak akan mengeluarkan bensinnya, karena sudah tersensor melebihi kuota yang telah ditentukan, dan pemerintah nantinya akan membatasi penggunaan BBM bersubsidi sebanyak 3-5 liter perharinya.
Pemerintah sebenarnya hanya mewajibkan pemasangan RFID tersebut kepada kendaraan tertentu saja yaitu angkutan umum, niaga, dan kendaraan yang biasa menggunakan Bensin premium, bukan semua jenis kendaraan. Dan Pemasangan RFID ini diberikan gratis kepada para pemilik kendaraan tertentu tersebut, sehingga mengakibatkan banyaknya antrean di hampir semua SPBU yang menyediakan alat tersebut.
Dari banyaknya antrian tersebut, tidak sedikit pula para “orang-orang kaya” ikut antri demi dipasangnya alat RFID yang diberikan secara cuma-cuma, miris sekali ketika mobil yang seharusnya menggunakan bensin pertamax tetapi masih mengharapkan mobilnya bisa menggunakan premium dengan memasang RFID dimobilnya. Selain sudah diluar garis yang ditentukan oleh pabrikan, tindakan tersebut juga tidak memberi contoh yang baik.
Disinilah budaya malu di negara ini yang masih sangat minim sekali sehingga Hatta Rajasa menyindir orang kaya yang masih ikut antri agar kendaraannya dipasang RFID yang tidak tahu malu. Jika budaya malu bisa diterapkan dalam diri, maka orang-orang kaya tersebut tidak ikut-ikutan antri sehingga terkesan mempunyai mental miskin yang masih mengharapkan diberi subsidi oleh pemerintah, padahal subsidi itu diberikan bukan untuk orang kaya.
Untuk itu, marilah kita budayakan gerakan “MALU”, Malu memakai bensin premium bagi orang kaya, malu memasang RFID untuk mobil-mobil mewah, dan malu mengharapkan subsidi pemerintah. Tetapi jika malu tersebut sudah tidak ada lagi di diri orang-orang kaya, maka seperti Hadist Nabi Muhammad diatas, “Maka berbuatlah sesukamu”, Naudzubillah Min Dzalik (Kita berlindung dari hal tersebut).

0 komentar:
Posting Komentar