harga genset murah

Seputar Hari Minggu


tradisi libur di hari Minggu berasal dari tradisi Romawi Kuno di Italia. Pada saat itu orang Romawi Kuno beribadah di hari Minggu.

Oleh kerena itu, orang Romawi libur di hari Minggu. Selain itu, orang Romawi selalu menandai hari libur dan hari penting lainnya dengan warna merah. Waktu itu orang Romawi menguasai banyak Negara di Eropa. Kekuasaan Romawi sampai Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, dan lain- lain.


Tradisi libur di hari Minggu kemudian diterapkan di Negara- Negara jajahan Romawi.Termasuk Negara Belanda. Negara Belanda kemudian menjajah Indonesia selama 350 tahun. Orang- orang Belanda di Indonesia menerapkan tradisi libur di hari Minggu.


Sampai sekarang, tradisi libur di hari Minggu masih dipakai di Indonesia. Alasannya, selama 6 hari orang sudah bekerja keras dan perlu libur. Pemerintah Indonesia menetapkan hari Minggu sebagai libur Nasional. Kalender Indonesia juga mewarnai hari libur lainnya dengan warna merah. - See more at: http://www.faktabukanopini.up2det.com/2013/01/tahukah-kamu-kenapa-hari-minggu-kita.html#sthash.lZC6sVo9.dpuf



tradisi libur di hari Minggu berasal dari tradisi Romawi Kuno di Italia. Pada saat itu orang Romawi Kuno beribadah di hari Minggu.

Oleh kerena itu, orang Romawi libur di hari Minggu. Selain itu, orang Romawi selalu menandai hari libur dan hari penting lainnya dengan warna merah. Waktu itu orang Romawi menguasai banyak Negara di Eropa. Kekuasaan Romawi sampai Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, dan lain- lain.


Tradisi libur di hari Minggu kemudian diterapkan di Negara- Negara jajahan Romawi.Termasuk Negara Belanda. Negara Belanda kemudian menjajah Indonesia selama 350 tahun. Orang- orang Belanda di Indonesia menerapkan tradisi libur di hari Minggu.


Sampai sekarang, tradisi libur di hari Minggu masih dipakai di Indonesia. Alasannya, selama 6 hari orang sudah bekerja keras dan perlu libur. Pemerintah Indonesia menetapkan hari Minggu sebagai libur Nasional. Kalender Indonesia juga mewarnai hari libur lainnya dengan warna merah. - See more at: http://www.faktabukanopini.up2det.com/2013/01/tahukah-kamu-kenapa-hari-minggu-kita.html#sthash.lZC6sVo9.dpuf



tradisi libur di hari Minggu berasal dari tradisi Romawi Kuno di Italia. Pada saat itu orang Romawi Kuno beribadah di hari Minggu.

Oleh kerena itu, orang Romawi libur di hari Minggu. Selain itu, orang Romawi selalu menandai hari libur dan hari penting lainnya dengan warna merah. Waktu itu orang Romawi menguasai banyak Negara di Eropa. Kekuasaan Romawi sampai Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, dan lain- lain.


Tradisi libur di hari Minggu kemudian diterapkan di Negara- Negara jajahan Romawi.Termasuk Negara Belanda. Negara Belanda kemudian menjajah Indonesia selama 350 tahun. Orang- orang Belanda di Indonesia menerapkan tradisi libur di hari Minggu.


Sampai sekarang, tradisi libur di hari Minggu masih dipakai di Indonesia. Alasannya, selama 6 hari orang sudah bekerja keras dan perlu libur. Pemerintah Indonesia menetapkan hari Minggu sebagai libur Nasional. Kalender Indonesia juga mewarnai hari libur lainnya dengan warna merah. - See more at: http://www.faktabukanopini.up2det.com/2013/01/tahukah-kamu-kenapa-hari-minggu-kita.html#sthash.lZC6sVo9.dpuf


tradisi libur di hari Minggu berasal dari tradisi Romawi Kuno di Italia. Pada saat itu orang Romawi Kuno beribadah di hari Minggu.

Oleh kerena itu, orang Romawi libur di hari Minggu. Selain itu, orang Romawi selalu menandai hari libur dan hari penting lainnya dengan warna merah. Waktu itu orang Romawi menguasai banyak Negara di Eropa. Kekuasaan Romawi sampai Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, dan lain- lain.


Tradisi libur di hari Minggu kemudian diterapkan di Negara- Negara jajahan Romawi.Termasuk Negara Belanda. Negara Belanda kemudian menjajah Indonesia selama 350 tahun. Orang- orang Belanda di Indonesia menerapkan tradisi libur di hari Minggu.


Sampai sekarang, tradisi libur di hari Minggu masih dipakai di Indonesia. Alasannya, selama 6 hari orang sudah bekerja keras dan perlu libur. Pemerintah Indonesia menetapkan hari Minggu sebagai libur Nasional. Kalender Indonesia juga mewarnai hari libur lainnya dengan warna merah. - See more at: http://www.faktabukanopini.up2det.com/2013/01/tahukah-kamu-kenapa-hari-minggu-kita.html#sthash.lZC6sVo9.dpuf




Hari Minggu dijadikan sebagai hari libur dalam kenyataannya merupakan warisan kebudayaan Romawi. Setiap Minggu orang-orang di Romawi beribadah hingga kemudian menyucikan hari tersebut, pantas saja jika ada yang menyebutkan hari libur sebagai Hollyday atau hari suci. Warisan budaya tersebut datang ke Indonesia karena kekuasaan Romawi sangat luas di daratan Eropa termasuk kekuasaan hingga ke Prancis dan Belanda. Belanda sendiri pernah menguasai tanah Nusantara ini selama 350 Tahun. Dengan demikian maka budaya untuk menjadikan hari Minggu sebagai hari libur diserap oleh bangsa Indonesia (http://www.faktabukanopini.up2det.com)


Terlepas dari hakikat sebenarnya Hari minggu dijadikan sebagai hari suci untuk melakukan ibadah tertentu. Hari minggu seharusnya disambut secara bahagia oleh banyak orang. Alasannya sederhana, hari tersebut disediakan bagi kita untuk lepas sesaat dari rutinitas yang menyita tenaga, waktu dan pikiran.


Masih ingatkah kita Ketika Sekolah masih sekolah dahulu? anda mungkin memiliki rasa tersendiri ketika menyambut hari minggu. Ketika sekolah dahulu hari minggu adalah hari dimana saya ingin tidur seharian, setelah bangun pagi hari, sarapan, nonton di depan televisi hingga tertidur sendirinya. Pada hari itu saya tidak ingin diganggu. Lalu bagaimana aktifitas anda dahulu ketika masih pelajar dalam menyambut hari Minggu?


Kenikmatan menyambut hari minggu barangkali bagi sebagian kita tidak bisa dinikmati lagi. Karena bagi beberapa orang hari minggu tetap bekerja dan terus beraktifitas. Atau ada juga yang masih ngotot untuk memeras energi beraktifitas di hari minggu. Positifnya orang yang masih memanfaatkan hari minggu dengan memeras energi tergolong orang yang sukses dan menerapkan prinsip, time is money, ya waktu adalah uang, setiap waktu yang ada harus dimanfaatkan semaksimal mungkin hingga dapat meninggalkan hasil yang dapat memuaskan. Negatifnya, orang yang masih memeras energi terkesan terlalu ambisius dan bernafsu, mungkin suatu waktu orang-orang tipikal seperti ini dapat mencapai kesuksesan, namun orang tipikal seperti ini belum tentu mendapatkan kebahagiaan.


namun bisa jadi hari minggu tersebut hanya milik orang yang kaya atau berkecukupan. Sedangkan bagi yang hidup dibawah standar, mereka tidak memikirkan hari minggu, mungkin yang dipikirkan bagaimana cara memenuhi kebutuhannya untuk hari esok.


di Kota Kota besar, bagi sebagian besar orang hari sabtu dan minggu adalah hari yang ditunggu-tunggu, semarak week end akan terasa dijalanan, cafe, diskotik dan tempat-tempat wisata. Tampak wajah-wajah tersenyum namun masih terlihat wajah lelah di wajah nya. namun mestikah hari minggu dilalui secara hura-hura, tidak juga kan? sebagian teman saya ketika hari minggu akan pergi memancing ke teluk Jakarta, sedangkan saya sendiri kadang mengunjungi teman, sanak keluarga, atau malah main catur sama teman. Kalau sedang berada di Kampung, biasanya malam minggu hingga minggu sore dihabiskan untuk pergi camping seperti ke Danau Singkarak, Maninjau, ke Gunung Merapi, ke Ngarai Sianok atau Kelembah Harau.


Hari minggu sebenarnya bisa dijadikan sebagai hari Keluarga Nasional, dimana pada hari tersebut akan terjalin kehangatan, kepedulian yang lebih dalam lagi antara sesama anggota keluarga, 6 hari waktu tersisa untuk bekerja, bekarja dan bekerja lagi. Keluarga adalah organ terkecil dalam masyarakat. Karakter seorang manusia akan dibentuk dari keluarganya, jangan berbicara membangun bangsa jika keluarga-keluarga dalam bangsa tersebut tidak terbangun. Hari minggu seharusnya menjadi hari yang romantis bagi pasangan suami-istri, bisa jadi hari Minggu dijadikan sebagai hari untuk memberikan nafkah batin dan menuntut nafkah batin dengan cara yang lembut dan pelan (he..he..he..he.. sayangnya saya belum punya istri).


Hari minggu layak dijadikan hari dimana ayah bermain bersama anaknya dan mendengarkan keluhan sang anak. Kita rindu dengan figur ayah yang mengayomi dan peduli ditengah budaya kita yang cenderung individualistis dan cuek. tentu hari minggu bisa dijadikan sebagai hari Ayah Nasional. kenapa begitu? tak adil jika yang ada hanya hari ibu, kelurga tersebut dibangun oleh pasangan suami istri yang bagi anak-anaknya sebagai ayah dan ibu.


Hari minggu sebenarnya pantas juga dijadikan terminal untuk sekedar istirahat. biasanya setelah istirahat sejenak, perjalanan akan lebih menyegarkan dan tidak membosankan. pernahkah anda melihat ada teman-teman yang ketika hari senin datang tidak merasakan gairah untuk bekerja atau melakukan aktifitas lainnya. namun sebaliknya, ada juga yang ketika hari senin datang, melakukan aktifitas dengan cerita dan seperti mendapatkan semangat baru.


Hmmm… bagaimana hari minggu anda?



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/15/seputar-hari-minggu--619496.html

Seputar Hari Minggu | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar