Yang pertama namanya cukup bagus, gabungan dari gelar priyayi Jawa dan nama seorang Nabi. Yang kedua juga tak kalah bagusnya potongan nama dari grup dangdut ternama dan hewan buas belantara.
Bila menilik dari nama saja, seharusnya tercermin kelakuan yang santun, sarat unggah ungguh, dan tentu saja religius. Yang kedua pun tak kalah bagusnya perpaduan dari seni menghibur disamping gagah perkasa ibarat Singa Sang Raja Hutan.
Tapi bila melihat tulisan dan postingannya, buyarlah semuanya. Tak nampak sekalipun jejak jejak kebaikan yang menempel di nama nama mereka. Yang ada hanya kedengkian, iri hati, hasud dan fitnah. Dua orang yang berbeda tetapi tulisannya sama dan serupa, baru ketahuan ternyata mereka orang yang sama.
Siapa saja mereka hantam, dari mulai Jokowi, Syarif Hasan hingga Dahlan Iskan. Entah besok besok siapa lagi yang jadi sasarannya. Fitnah terkeji pun mereka umbar sesuka hati mereka, entah mereka maunya apa. Bila memang di dunia tidak ada yang mereka takuti, tidak kah mereka sadar bahwa gulungan ombak neraka siap membakar siapa saja pembuat dan penyebar fitnah durjana.
Setiap saat hati ini mendidih setiap kali membaca tulisan dan postingan mereka berdua. Pengen rasanya menggampar jidat mereka satu persatu. Tapi entah kenapa, setiap menatap wajah Pak Dahlan yang senantiasa tersenyum, keinginan itu sirna adanya. Seolah beliau melarang dengan senyum khasnya.
Seolah beliau ingin berkata ”Percayalah Gusti Allah ora sare”.
Seolah beliau juga ingin berkata “Becik ketitik ala ketara”
Dua orang yang ternyata satu orang itu sama sama kita tahulah orangnya. Tanpa disebut pun kita paham siapa siapa mereka. Percuma juga menyebut nama namanya, karena sifat dan kelakuan mereka tak seindah namanya. Teriring doa Semoga Allah memberi hidayah dan mengampuni “mereka berdua” ..
( Salam…)

0 komentar:
Posting Komentar