Hadirnya teknologi merupakan suatu berkah dan sebuah terobosan baru di dunia pendidikan. Namun semua itu bukan berarti tidak ada kendala. Khususnya bagi guru-guru yang telah mengajar lebih dari 30 tahun dengan hanya berdiri di depan kelas dan berinteraksi dengan siswa meggunakan format standar metode demonstrasi dan ceramah saja. maaf, bukannya membandingkan atau menjelekkan para guru senior.
Mayoritas guru SD yang telah mengajar lebih antara 20-30 tahun tersebut cukup “kaget” dengan hadirnya teknologi tersebut. Misalnya, aplikasi pengolah kata Microsoft Office Word dan aplikasi pengolah presentasi Microsoft Office Powerpoint sungguh merupakan mimpi buruk yang selalu datang. Guru tidak bisa mengetik sebuah surat apalagi membuat presentasi.
Benar kiranya jika idealnya mereka mau mengikuti arus teknologi. Namun, banyak alasan yang muncul dari benak dan bibir mereka. Yang katanya komputer itu sulit, mata yang sudah tidak jelas melihat, otaknya yang sudah tidakmau lagi belajar, bahkan ada pula yang mengatakan bahwa tangannya gemetar dan jantung berdebar kian cepat ketika menyentuh komputer. Sungguh miris, jika mau di lihat lebih jauh. Sejak dirilisnya sertifikasi bagi guru di tahun 2008 yang salah satu tujuannya untuk meningkatkan profesionalismenya dalam mengajar, sampai tahun 2013 ini pun masih saja ada guru yang belum akrab dengan teknologi khususnya komputer. Lalu, kemana uang kesejahteraan profesi berupa sertifikasi yang diterima setiap tahunnya?
Ini adalah tantangan besar untuk duduk dan memikirkan kembali serta mendesain ulang program pola pikir guru yang lama dan mengintegrasikannya dengan teknologi dan membuka wawasan tentang apa yang perlu guru lakukan untuk mengambil keuntungan dari teknologi. Mari kita bangkitkan semangat mengajar dan bersama kita ajak teman-teman guru yang lebih senior untuk lebih mengenal dan akrab dengan teknologi.

0 komentar:
Posting Komentar