Dalam dunia politik mengarahkan persepsi masyarakat adalah suatu keharusan, menanamkan standart yang tidak muluk-muluk di mata masyarat dan mampu kita jangkau pun suatu keharusan. Dulunya pandangan pemimpin yang didambakan adalah pemimpin yang memiliki karismatik dan ketegasan, bukan pemimpipn yang memiliki otak cerdas dengan IQ Superior. Itulah yang menyebabkan Habibie lebih dihormati saat bisa membuat pesawat dibanding bisa duduk di singgasana presiden. Amien Raies bisa dihormati oleh para mahasiswa aktif dan cendekiawan yang minoritas di Indonesia dibanding oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Namun Sering berjalanya waktu, persepsi pemimpin yang baik pun berganti, bukan sosok karismatik lagi yang diidamkan untuk menduduki istana negara dan memimpin indonesia, namun sosok yang sederhana, merakyat, mau mendengarkan aspiasi rakyat, walaupun belum tentu dia memiliki kemampuan di bidang tersebut.
Apalagi sejak maraknya korupsi di negara ini, angka golput semakin naik, bahkan masyarakat terutama kalangan cendekiawan non afiliasi partai lebih memilih goput daripada memilih pemimpin yang hanya bisa mengumbar standart dan menanamkan persepsi yang belum tentu mampu memecahkan substansi masalah masyarakat.
Di tengah-tengah angka partisipasi pemilu yang sejak 1999 hingga sekarang selalu menurun karena ulah omong kosong para calon pemimpin, sosok dengan tampilan sederhana datang dan membawa angin segar bagi masyarakat Jakarta yang sumpeg dengan pemimpin sebelumnya. Menggandeng seorang Tionghoa dengan kemampuan pemecahan masalah yang baik dan tegas senantiasa membuat pasangan ini saling melengkapi. Jokowi yang jika dilihat dari trac recordnya bahkan belum selelsai mengurusi masalah yang ada di solo namun dengan popularitasnya di masyarakat kalangan bawah yang mayoritas di solo dia bisa merangkul masyarakat jakarta yang sudah jenuh dengan pemimpin dengan tampang angkuh.
Saya berani menjamin, bahwa pemecaahan masalah selama ini di jakarta lebih banyak berasal dari konsep-konsep ahok. Kolaborasi kemampuan konseptor dan kemampuan meraih simpatik masyarakat sangat dibutuhkan untuk mampu menyelesaikan masyarakat yang banyak masalah tapi sudah sangat bandel itu.
Tidak jarang jika sekarang sosok Jokowi digadang-gadang menjadi presiden dan disandingkan dengan orang-orang dengan kemampuan pemecahan masalah yang baik seperti Mahfud MD atau JK. JK atau Mahfud akan menjadi koseptor pemecah masalah masyarakat dan Jokowi akan menjadi pengumpul data dan ramuan penenang agar rakyat tidak melulu protes dengan kebijakan dari pemerintah yang artinya melancarkan proses pemecahan masalah Indonesia yang melulu kemiskinan, hutang, korupsi, dan itu-itu saja.
Hikmahnya adalah bukan kita harus memilih Jokowi Mahfud atau Jokowi JK, itu tadi hanya perumpamaan, namun siapapun kita jika nantinya ingin mengikuti kontestan sebagai seorang calon pemimpin, raihlah pujian masyarakat dan jika kau belum memiliki kemampuan yang memadai untuk menjadi pemimpin masyarakat itu, gandenglah seorang dengan kemampuan konseptual dan pemecaahan maslaah yang baik. Sehingga pembangunan masyarakat anda tidak hanya mampu menyelesaiakan masalah tapi terseok-seok dan penuh cacian yang walaupun memang itu pemecaahan yang baik, namun anda akan menyelesaiakan masalah itu akan dengan lenacar dan diiringi dengan pujian masyarakat.
Jika kaliah akan menjadi seorang pemimpin, sosok apakah yang akan kalian tampilkan di masyarakat?

0 komentar:
Posting Komentar