harga genset murah

Berkulit Hitam, Emang Masalah Buat Lo?


Perdebatan antara pengamat politik Boni Hargens dengan anggota DPR sekaligus politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul di sebuah stasiun televisi berlanjut ke ranah hukum. Boni Hargens melaporkan Ruhut Sitompul ke Polisi karena dianggap melakukan tindakan rasis. Tindakan rasis yang dimaksudkan adalah saat Ruhut Sitompul menyamakan warna hitam lumpur lapindo dengan kulit Boni Hargens.



Saya tidak bermaksud membahas perseteruan kedua orang tersebut dalam tulisan ini. Hanya iseng mengangkat fenomena di Indonesia dimana warna kulit gelap terutama warna hitam yang sepertinya selalu menjadi korban rasis masyarakat, sadar ataupun tidak. Saya masih ingat saat masih kecil sampai usia SD, orang tua atau kakak memarahi saya yang selalu cuek bermain sampai tengah hari bolong. Yang dikatakan pada saya kurang lebihnya: “Ayo, sudah dulu mainnya. Pulang ke rumah cepat! Main terus diluar tengah hari panas-panas begitu, nanti jadi hitam lho” Meski begitu, orang tua dan kakak saya tidak pernah membatasi diri dalam bersosialisasi termasuk dengan mereka yang berkulit gelap baik hitam ataupun coklat. Namun sepertinya mereka lebih condong menyukai kulit yang putih atau minimal kuning langsat, hal ini ditandai setiap hari selalu memakai masker di wajah dan luluran di tangan dan kaki dengan maksud memutihkan kulit.



Fenomena lain yaitu seringkali dialami wanita yang berkulit hitam. Mereka kadangkala relatif kesulitan untuk bersaing dengan wanita-wanita berkulit putih. Hal ini diperparah dengan adanya wanita yang berkulit hitam yang seringkali merasa rendah diri hanya karena kulitnya yang berwarna lebih gelap dibandingkan orang lain khususnya wanita yang berkulit putih. Berbagai ajang perlombaan kecantikan sangat jarang ada wanita yang berkulit gelap baik hitam atau coklat yang bisa mencapai finalis apalagi menjadi juara. Dari pengalaman masa remaja hingga dewasa, kebanyakan teman-teman pria menganggap wanita berkulit putih lebih cantik dibanding yang berkulit gelap, kecuali saya tentunya.



Adanya fenomena wanita yang berkulit gelap merasa kurang pede dimanfaatkan dengan baik produsen kosmetik dari yang berskala besar hingga kecil, dari yang legal hingga ilegal, dari yang menggunakan bahan-bahan alami, bahan-bahan kimia dengan dosis yang diperkenankan, hingga yang menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Krim pemutih menjadi laris dan diburu banyak wanita baik di desa maupun di kota, dari yang membelinya di agen khusus kosmetik hingga di pasar kaki lima. Malah ada cukup banyak wanita yang ingin sekali wajah atau kulitnya putih namun terkendala biaya perawatan, akhirnya tergiur membeli kosmetik pemutih dengan harga murah namun tidak sadar/tidak peduli jika mengandung zat sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh misalnya yang mengandung merkuri. Kini setelah banyak kritikan terkait kosmetik yang mengklaim dapat memutihkan kulit, iklan-iklan kosmetik pun merubah/memperhalus kata “pemutih” menjadi “pencerah”. Meskipun demikian, konsumennya baik wanita dan kadangkala ada juga pria masih meyakini dengan memakai kosmetik-kosmetik tersebut dapat membuat kulit terutama wajah menjadi lebih putih, walaupun memang dasarnya mereka berkulit gelap.



Saat masih pelajar hingga mahasiswa, saya merasa kasihan pada wanita-wanita yang mirip vampire atau drakula saking takutnya terkena sinar matahari secara langsung, lagi-lagi alasannya karena takut hitam. Kebalikannya, saya menjadi simpati hingga naksir pada wanita-wanita yang berlaku seperti manusia alami karena tidak takut beraktivitas kapanpun dan dimanapun walaupun panas matahari menyengat. Wanita-wanita tersebut bagi saya sangat tangguh, mandiri dan tidak merepotkan. Beruntunglah mereka yang bisa jadi pacar atau suaminya karena tidak perlu menjadi umbrella boy yang harus memegangi payung demi melindungi si wanita agar tidak terkena sinar matahari karena takut kulitnya menjadi hitam.



Jaman sekarang ini tampaknya lebih aneh lagi, banyak laki-laki yang bertingkah mirip wanita karena takut pada cahaya matahari dengan alasan tidak mau menjadi hitam. Banyak laki-laki dari berbagai kalangan, dari yang berperut gendut, tinggi, pendek hingga bertubuh kekar berotot, gemar menggunakan kosmetik agar kulit dan atau wajahnya menjadi putih. Bahkan di jalan raya saat lampu merah, seringkali saya merasa kesal karena banyak pengendara sepeda motor baik matic, non matic, motor bebek, motor sport hingga motor besar menghentikan kendaraannya di bawah pohon atau jembatan penyeberangan agar tidak terkena sinar matahari sehingga menghalangi/mengganggu pengendara lainnya.



Memangnya ada yang salah bila seseorang berkulit gelap atau hitam? Kalau ada yang berkulit hitam emangnya masalah buat lo? Salam.



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/09/berkulit-hitam-emang-masalah-buat-lo-615075.html

Berkulit Hitam, Emang Masalah Buat Lo? | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar