Hampir setiap ada even, acara atau program yang dilakukan di Indonesia (Khususnya Jakarta), Kompas dan Tempo selalu memanfatkan isu itu untuk melakukan pencitraan besar-besaran sebagai kampanye terselubung mengangkat Jokowe PDIP.
Jurusnya sama saja dengan pencitraan yang dilakukan oleh tempo dan kompas untuk mengangkat nama SBY dulu. Semua yang baik-baik dibangsakan padanya dan semua yang buruk bukan bagian dari tugas, wewenang dan perbuatannya. Sampai-sampai keberhasilan orang lain di klaim sebagai keberhasilannya dan kejahatan, kegagalan dan kemunduran bawahannya bukan bagian darinya
Pencitraan pada Jokowe PDIP yang dilakukan oleh tempo dan kompas mencapai puluhan kali dalam sehari dengan berbagai-bagai cara. Foto jokowe dipanjang di mana-mana, cara pengambilan foto yang dramatis, kelihatan banyak orang padahal sedikit, kelihatan antusias padahal mereka cuek, bahasa dan tulisan yang semua orang tau ke mana arah tujuan kompas. Maka tidak berlebihan jika ada yang beranggapan bahwa kedua media itu telah mendapatkan kucuran dana dari partai atau pemilik modal yang ingin mendikte negara ini. Khabarnya pencitraan pada jokowe diketuai oleh seorang koruptor dan menurut ahli, satu orang bisa memiliki 100 facebook untuk mendukung jokowe PDIP.
Namun seperti kehabisan bahan, kehilangan idea, tempo dan kompas tidak mampu menjadikan kecelakaan KRL di tanah abang Jakarta sebagai alat untuk melakukan pencitraan pada Jokowe PDIP.
Semoga yang terkorban dan keluarga dapat menerima cobaan ini dan semoga pemimpin –sementara- tidak memanfaatkan semua even untuk kepentingan pribadi, kelompok dan golongan karena mereka digaji oleh dan untuk kepentingan umum.
0 komentar:
Posting Komentar