Situs PKS kembali berbuat onar lagi, dengan kata2 yang mereka anggap cerdas.
Pertama saat Nafsiah Mboi, Menkes, dan tentu saja, lawan politik sejatinya, Ahok mempromosikan kondom kepada masyarakat, kader2 PKS langsung kebakaran jenggot senang. Akhirnya ada juga senjata menjatuhkan lawan politik yang cukup ampuh, selain melakukan sesat pikir solusi nirvanis dan ’special pleading’.
Kader PKS kembali meluncurkan serangan kepada Ahok akhir2 ini, anda boleh lihat akun2 PKS yang sudah literally mungkin, kebakaran jenggot karena Ahok mengkampanyekan kondom. Meskipun saya yang Kristen tidak setuju dengan so-called kampanye anti seks beresiko, saya tidak menyalahkan Ahok atas pernyataan yang dia ucapkan.
Ahok memiliki suatu prinsip teguh bahwa Negara tidak boleh dikait2kan oleh Agama. Ahok mengatakan memang sulit dikatakan benar atau tidak jika kondom dipakai ditilik dari Agama. Mungkin sebenarnya seperti melegalkan senjata api di Indonesia, di satu pihak hal tersebut tidak agamis, tapi sebenarnya kebijakan ini, jika dilihat dari moral, tidak sepenuhnya salah.
Kampanye Kondom yang mengindikasikan seks bebas, sama dengan halnya kampanye helm yang mengindikasikan kebut2an, kampanye pisau yang mengindikasikan pembunuhan, kampanye obat kanker supaya orang bisa makan sembarangan, atau kampanye obat kurus supaya orang makan bisa tidak dikendalikan. Ahok mungkin berfikir rasional sebelum menetapkan pendapat dia tentang kondom. Dan tentu saja, Ahok dibilangi liberal-sekuler lagi. Dia tidak peduli, seperti biasa.
Dalam hal ini Ahok bertindak sebagai Gubernur, bukan Pendeta atau Orang beragama. Makanya Ahok memilih tidak munafik dan tetap melegalkan kondom tersebut. MEMANG kita tidak bisa memaksa orang mengikuti kehendak TUHAN. Itu adalah FAKTA.
Saya menganalogikan pernyataan Ahok seperti dokter, dokter bahkan harus mengobati diktator seperti Hitler, Musolini, atau Pol Pot, tanpa melihat akibatnya apa. Di sini karena orang itu adalah dokter, tugas dokter adalah menyembuhkan, bukan menghakimi. Ahok tahu tentang hal ini, makanya dia berkata sebagai GUBERNUR bukan Pemeluk Agama.
Mungkin Ahok ini mirip kasusnya, hanya terbalik dengan kasus Aher yang mau menutup ketiak penari daerah di Jawa Barat. Di sini Ahmad Heryawan jelas2 memasukkan anggapan pribadinya kepada suatu tarian adat, yang sebenarnya tidak tepat sebagai Gubernur, karena tugas Gubernur adalah merangkul semua. Maka dari itu, Ahok pun netral dan tidak melarang kader2 PKS memvoicekan opini dan bahkan Ahok lepas senjata saat diserang.
Kesalahan pada kampanye kondom ini adalah menyuruh orang mahasiswa untuk memakainya dengan pacar, ini jelas salah. Kondom sebenarnya cocoknya dibagikan pada Ibu RT yang sudah menikah, lokalisasi, dan sebagainya.Keluarga saya pernah ada yang terkena herpes, yang ditularkan hubungan seksual.
Kasus Kedua adalah komen ‘pintar’ PKS pada penghapusan Agama di KTP, atau harus saya bilang, ngerasa diri pintar. Di sini, saya cenderung lebih baik dihapus.
//Laki dan Perempuan itu jenis kelamin. Gampang dicek pada tiap bayi. Gay dan Lesbi itu orientasi seksual. #KTP//
Setuju, ga ada yang nyuruh ngapus jenis kelamin.//Bhineka Tunggal Ika punya latar sejarah dan filosofinya. Satu nusa, bangsa dan bahasa. Bukan ragam orientasi seksual. #KTP//
Salah, Bhinekka berarti ragam, satu nusa dan satu bangsa adalah perwakilan dari ‘tunggal’ jadi intinya, meskipun beraneka ragam, dan ya, termasuk orientasi seksual, tetap satu bangsa.
Note : Saya penentang gay marriage.//Kolom agama di #KTP ya perlu. Kalau mati tak ada keluarga jadi tahu pakai cara apa ngurus jenazahnya. Kecuali mayat yg gak mau diurus.//
Saya kasihan sama orang yang terbakar habis, atau mati yang tidak diketahui mayatnya, berarti tidak didoakan. Perlu diketahui, apapun agama orang yang mati itu, didoakan secara islam, kristen, hindu, buddha, adalah baik. Ngomong2 orang yang mati ga punya ktp gimana? Ga didoain? Hukumnya sama deh seperti itu. Lagipula ada cara lain, NIK pada KTP bisa diinput dan boleh dimasukkan agamanya apa, dan didoakan dengan agamanya.//Kalau gak setuju kolom agama di #KTP krn menganut paham lain, ya tulis aja: tidak beragama. Gitu aja kok repot.//
Inilah ucapan ‘toleransi’ dari partai KEADILAN SEJAHTERA :)//Nama di #KTP itu identitas diri. Kalau agama ya identitas keyakinan. Alamat ya identitas domisili. Atau hapus aja semuanya ?//
Setuju, kenapa kita tidak tambahkan ideologi, afilasi partai, Pendidikan Terakhir, Suku, Budaya, Ras, Nama Usaha, mazhab agama, hobi, penyakit yang diderita, dan sebagainya? Malah penyakit yang diderita itu lebih penting dari penampilan agama di KTP.
//#KTP diatur dlm UU. Jadi Ulil dan Arswendo perjuangkan aja idenya di DPR yg punya kewenangan legislasi.//
No Comment
//Menghargai ke-bhineka-an ala ultra-liberalis ya semuanya silakan ada & diakui semua-2nya. Nanti jenis kelamin bukan lagi 2 tapi bisa 7.//
Kebhinekaan PKS dan antek2nya membuat de facto agama di Indonesia cuma satu, saya lebih pilih liberal all the way.//Jenis kelamin: lk, pr, lk setengah pr, pr setengah lk, lk ganti kelamin pr, pr ganti kelamin lk, bkn lk dan bkn pr… Puyeng gak?//
Straw man dari PKS, typical.
//”Keyakinan dan agama gak perlu dilaporkan ke negara” —- kemalingan sendal aja lapor ke negara ! Hehe..//
Lagi, quote cerdas dari kader PKS//Kalau ada mayat bingung dikubur di kelompok agama apa, ya buat aja kapling “non-agama” atau “lain-2″.//
Kasihan saya sama mayat yang kebetulan ga ada KTP di dompetnya
di akhir chirpnya, PKS kembali menyinggung JIL, Ulil Abshar Abdalla dan Demokrat, meskipun hatred PKS lebih terfokus ke JIL, masalah seperti ini disensi-in oleh PKS dengan pernyataan sok pintar mereka.
Dan Akhir Kata….
mungkin PKS perlu ubah nama jadi…Partai Kelebihan Sensi. Karena sensitifitas mereka terhadap hal yang terlihat anti-agama.
Iya, saya PKS hater, siapapun yang mengkritik adalah hater bagi PKS.
Salam Haters
Neo

0 komentar:
Posting Komentar