Menkes Nafsiah Mboi sepertinya tak pernah berhenti dari kontroversi. Setelah kasus kondom, kini pun ramai kasus sertifikasi halal. Dua kasus ini menjadikannya sasaran tembak dari berbagai pihak. Salah satu kelompok yang menghantam habis-habisan Menkes adalah kelompok keagamaan konservatif. Serangan-serangan ini nampaknya tidak akan berhenti dan akan terus dilancarkan sampai ia terguling dari kursinya. Selain kelompok konservatif, ternyata cukong rokok juga ikut bermain.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan fundies dan cukong rokok menjadikan menkes sebagai musuh nomor satu yang harus disingkirkan, di antaranya:
Pertama , Nafsiah Mboi adalah mantan muslim. Dia pun nampak sangat religius dalam iman barunya. Bagi fundies, ini adalah kesalahan besar yang tidak bisa dimaafkan. Fundies biasa memuji-muji mualaf dan memaki-maki murtadin. Umumnya mereka berpendapat, orang murtad layak dibunuh, apalagi jika secara terang-terangan dianggap memusuhi Islam.
Kedua , dianggap melanggar moralitas konservatif. Fundies memberi julukan Menkes sebagai ratu kondom yang dianggapnya menyebarkan paham seks bebas. Sejatinya, Pekan Kondom Nasional bukan pekerjaan Kemenkes tetapi Komite Penanggulangan AIDS. Jelas, menghantam Menkes sama sekali tidak relevan dan hanya sebagai alasan.
Di sisi lain, penolakan Menkes pada sertifikasi halal bagi obat-obatan membuat permusuhan Fundies terhadap Menkes makin menguat. Fundies boleh tak peduli dengan alkohol atau jenis-jenis narkoba tertentu dalam obat-obatan, tetapi secara psikologis ia akan menolak segala sesuatu yang mengandung bahan babi, termasuk obat-obatan. Tetapi, kalau disuruh bikin sendiri, ia sendiri tidak mampu. Bingun bukan?
Ketiga , selain berhadapan dengan Fundies, Menkes juga berhadapan dengan para cukong pabrik rokok. Rencana Menkes meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) sebelum masa kerja kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berakhir pada Oktober 2014 dinilai mengganggu kenyamanan para cukong pabrik rokok.
Para cukong rokok juga membawa-bawa petani tembakau Indonesia, misalnya mereka mengasumsikan bahwa petani tembakau Indonesia akan menderita kerugian hingga mencapai Rp 10 triliun. Jika pemerintah meratifikasi kerangka kerja pengendalian tembakau atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Jika memang peraturan ini benar-benar diresmikan pemerintah maka akan ada 100.000 ton cengkeh atau tembakau yang bakal terlantar atau senilai hampir Rp 10 triliun yang akan terbuang,” demikian kata Bendahara Asosiasi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) I Ketut Budiman.
Begitulah, fundies dan cukong kapitalis bekerjasama menggusur Menkes. Secara ideology, fundies dan cukong rokok jelas memiliki ideology dan kepentingan yang saling bertentangan, tetapi demi tujuan yang sama, mereka bersatu. Musuhnya sekarang adalah Menkes.
Sumber:
http://www.neraca.co.id/harian/article/31624/Ratifikasi.FCTC.Ancam.Industri.Rokok.Lokal

0 komentar:
Posting Komentar