harga genset murah

Serangan Ad Hominem Arbi Sanit dan Argumen Dukungan PKB Terhadap Pencapresan Rhoma


Setelah Rhoma Irama resmi menyatakan dirinya bersedia sebagai capres untuk pemilu yang akan datang. Kritikan keras pun bermunculan dari berbagai kalangan. Salah satunya dari pengamat politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit.


Arbi Sanit menganggap Rhoma Irama tidak pantas menjadi presiden, Rhoma adalah pemimpin dangdut, bukan pemimpin politik, hanya bisa merayu melalui gitar, dan rakyat yang memilihnya hanya karena keartisannya [1&2].


Kritikan yang mengarah ke Ad Hominem bukan?


Selain itu, Arbi juga memberikan kritikan yang sangat keras (cacian?) terhadap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mendukung pencapresan Rhoma. Beliau berpendapat bahwa PKB iseng, seakan-akan PKB tidak punya kerjaan mendukung Rhoma.


Kritikan beliau tidak disertai dengan argumen yang kuat, Arbi hanya memberikan alasan dari rendahnya elektabilitas dan popularitas Rhoma sebagai calon presiden yang tergambar dari hasil sejumlah lembaga survei.


Argumen ini cukup lemah karena beberapa alasana yaitu



  1. Nama Rhoma tidak disebutkan dalam survei.

  2. Survei yang bersifat mengarahkan kepada calon-calon tertentu, yang berlindung dibalik metodologi yang digunakan, dengan kata lain kualitas survei yang meragukan.

  3. Integritas lembaga-lembaga survei yang akhir-akhir ini pantas dipertanyakan.

  4. Hasil survey yang bersifat tidak permanen dan atau bukan jaminan, karena dinamika pergolakan politik yang cenderung cepat berubah menjelang hari H.


Di hari yang sama (Sabtu, 14/12/2013), terkait hal ini, PKB melalui Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar berpendapat bahwa kritikan-kritikan keras yang ditujukan kepada Rhoma, yang dianggap PKB sebagai hinaan, malah akan membuat Rhoma semakin kuat (3).


Argumen dukungan PKB terhadap penapresan Rhoma pun cukup kuat, yaitu Rhoma tidak ambisius menjadi presiden, lagu-lagu yang diciptakan terkait sosial budaya bersifat mencerdaskan masyarakat, dan Rhoma yang dianggap memiliki rekam jejak yang bersih.


Terlepas dari saya akan memilih Rhoma Irama atau tidak sebagai presiden nanti, saya cenderung mendukung pendapat PKB.



  1. Rhoma Irama telah membuktikan kemampuan intelektualitas dirinya hingga sukses di bidang musik yang secara umum diakui oleh dunia.

  2. Menjadikan musik, syair dan film sebagai sarana untuk mengaktualisasikan keprihatinannya terhadap masalah-masalah sosial budaya dan politik.

  3. Keberhasilannya memimpin Soneta Grup, serta kemampuannya dalam meregenarasi keahliannya yang relatif sukses, dengan membimbing Sonettu yang terbilang sukses.


Secara hukum, samasekali tak ada yang menghalangi pencapresan Rhoma Irama, adalah hak beliau sebagai warga negara mencapreskan diri.


Biarkanlah Rhoma Irama turut meramaikan dan memeriahkan pesta demokrasi yang akan kita laksanakan di bulan April 2014 nanti. Tidak perlulah mengkritiknya habis-habisan, apalagi kritikan yang tidak berdasar dan bersifat Ad Hominem.


Akan jauh lebih baik jika fokus pada dukungannya masing-masing, memberikan argumen-argumen yang memiliki dasar yang kuat, sehingga yang didukung layak menjadi pemimpin kita berikutnya.


[-Rahmad Agus Koto-]


Sumber:



  1. Kompas.

  2. Kompas.

  3. Kompas.



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/12/15/serangan-ad-hominem-arbi-sanit-dan-argumen-dukungan-pkb-terhadap-pencapresan-rhoma-618571.html

Serangan Ad Hominem Arbi Sanit dan Argumen Dukungan PKB Terhadap Pencapresan Rhoma | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar