Dahlan Iskan difitnah mungkin terhitung berita basi, kurang menarik dibanding berita berita tentang Jokowi misalnya. Diamnya Dahlan saat difitnah pun orang sudah tahu semua, mana pernah menteri yang satu ini mempersoalkannya. Sekalipun tak pernah dia menggelar press konferense khusus atau bahkan melapor ke polisi. Bagi Dahlan yang fitnah terkeji pun dia tertawakan, tentu akan menjadi berita luar biasa bila ia sampai melakukannya. Saat Dahlan berubah sikap melawannya, pasti ada sesuatu dibalik itu semua.
Dahlan tentu paham banyak orang yang tidak suka soal sepak terjangnya membenahi carut marut BUMN ini. Kebijakan Dahlan dalam mengelola BUMN memang kerap memotong mata rantai korupsi, birokrasi serta rantai rantai mafia anggaran. Sebuah langkah yang bisa menutup sumber penghasilan sekelompok orang atau golongan menjelang pemilu nanti. Sebagian yang kecewa atau merasa disingkirkan mungkin menyimpan dendam kesumat dalam hatinya. Mereka ini berkeliaran selalu menyebarkan berita bohong dan fitnah kepada Dahlan dan juga keluarganya.
Bermacam macam fitnah pernah Dahlan terima, dari mulai menyerang pribadi bahwa ia beristri empat atau lima, anaknya ikut ikutan proyek tender PLN, tuduhan antek zionis sampai tudingan korupsi di kementriannya. Terhadap itu semua Dahlan tidak pernah reaktif menyikapinya, biasa biasa saja. Fitnah terhadap pribadi dan keluarga dia jawab dengan canda dan tawa, untuk urusan korupsi dia persilahkan KPK yang menanganinya. Sampai sekarang secuilpun tidak ada fakta hukum yang mengarah bahwa Dahlan dan keluarganya pernah melakukan korupsi uang negara.
Sebagai manusia biasa, tentu Dahlan kecewa ketika nama baik pribadi dan keluarganya dicemarkan. Sama juga seperti kita. Ketika Dahlan memilih diam baginya itu adalah bentuk tawakalnya kepada Allah bahwa itu ujian untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Bukankah Rasul yang mulia sudah memberi contoh mendoakan orang yang menganiaya dan melemparinya dengan batu hingga kening beliau berdarah. Doa agar kiranya Allah berkenan memberi hidayah buat mereka.
Sebagai manusia biasa, wajar bila kemudian Dahlan juga kecewa saat anak buahnya merasa difitnah saat menjalankan tugas tugasnya. Dahlan juga pasti tidak terima bila forward smsnya kepada para direksi BUMN dari masyarakat dituduh sebagai sebuah diposisi untuk memenangkan tender salah satu koleganya. Sebagai menteri BUMN Dahlan tentu sudah membangun sebuah sistem manajemen yang rapi dan bersih di kementrian dan BUMN dibawahnya. Tidak mungkin BUMN bisa maju seperti sekarang ini, mampu berekspansi dan mengakuisisi di luar negeri, bila dasar dasar manajemen pondasinya rapuh digerogoti korupsi dan nepotisme.
Para direksi itu pun pasti sudah punya standar baku mekanisme check and richeck baik secara teori maupun aplikasi praktis di lapangan. Mereka juga pasti bisa membedakan mana yang benar benar disposisi real seorang menteri yang wajib dilaksanakan, mana yang memang sekedar sms dari Dahlan yang berupa masukan dari masyarakat agar diperhatikan. Bila kemudian muncul berita bombastis “Dibawah Lindungan Dahlan” dengan gambar yang provokatif yang seolah olah menyudutkan Dahlan dan direksi Pertamina, tentu hal ini tidak bisa dibiarkan, Dahlan bahkan menantang untuk membuka dan membongkar semuanya. Kali ini Dahlan berani melawannya, tidak membiarkannya begitu saja.
Kasus rencana pengunduran dirut PLN yang langsung ditolak Dahlan juga mengindikaskan perlawanan itu. Dengan tetap mempertahankan Nur Pamuji sebagai dirut PLN, Dahlan ingin menunjukkan komitmennya selalu menempatkan orang yang jujur dan bersih dalam setiap pucuk pimpinan BUMN di bawahnya, apapun resikonya. Adalah hak Kejagung bila memang menganggap dan menyidik adanya dugaan mark up proyek dalam tender perbaikan pembangkit di Sumatera Utara. Tetapi adalah hak Dahlan juga untuk membela dan melindungi anak buahnya di lapangan, sejauh mereka memang benar benar bersih. Menurut Dahlan kasus dugaan mark up proyek ini semata mata masalah teknis yang hanya orang orang di lapangan yang paham dan menguasainya.
Ibarat mobil masuk bengkel, meski sudah ada kesepakatan harga biaya servis bila ada kerusakan tambahan tentu ada biaya ekstra yang harus dikeluarkan. Demikian pula dengan pembangkit di Sumut itu, lazim terjadi ditemukan suku cadang yang aus dan harus diganti, yang baru diketahui saat mesin mesin pembangkit itu selesai dibuka.Hal hal teknis yang sangat biasa terjadi dalam perawatan dan perbaikan sebuah pembangkit yang hanya manajer operasional yang tahu masalah sebenarnya.
Bila perkara teknis ini kemudian dibawa ke ranah korupsi tentu akan menjadikan preseden buruk kedepannya. Dahlan bersama Nur Pamuji siap memback up manajer manajer meraka yang ada di lapangan itu. Tentu juga bukan sebuah dukungan yang membabi buta, bila memang akhirnya ditemukan adanya indikasi korupsi, Dahlan pun tak segan segan bertindak keras. Sudah banyak contohnya, seorang dirut BUMN pernah dipecat Dahlan karena ketahuan istrinya memakai mobil perusahaan.
Pada kasus headline Tempo pun pada dasarnya sama. Bila ditelaah surat yang dikirim ulang Dahlan ke direksi Pertamina bukan permohonan dari seseorang atau perusahaan untuk memenangkan tender, atau proyek apapun. Meskipun ada tulisan tangan Dahlan di sana, surat itu lebih cenderung berupa masukan kepada pertamina secara teknis operasional agar lebih taktis dalam bekerja. Bila kemudian ini mengarah menjadi isu kongkalikong proyek, Dahlan secara terbuka mempersilahkan dibongkar semuanya. Kalau ada yang korupsi tangkap saja. Tetapi bila semuanya bersih usaha usaha korporasi itu harus jalan terus, tanpa boleh ada yang mencoba coba menghalanginya.
Bagi Dahlan sejauh fitnah itu masih seputar diri pribadi dan keluarganya, dia tidak akan ambil pusing sama sekali. Pasrahkan saja semua kepada Allah, cukup berserah diri kepadaNya. Dahlan tentu tahu kehormatan diri dan keluarganya tidak akan jatuh dihadapan Allah hanya karena sebuah fitnah belaka, meski semua manusia ikut ikutan menghujatnya. Tapi bila fitnah dan isu itu sudah mengancam kelangsungan perusahaan perusahaan negara, tentu harus ada langkah tegas untuk menghadapinya. Terlalu besar kepentingan rakyat dan bangsa ini yang harus dikorbankan bila harus menyerah kepada fitnah fitnah yang tidak bertanggung jawab itu.
Jadi bila kebencian dan dendam itu masih bersemayam, teruslah memfitnah Dahlan. Jangan pernah berhenti, teruslah memfitnah Dahlan kalau perlu sampai mati. Asal tahu saja bila fitnah itu terus berlanjut, itu adalah pundi pundi pahala buat Dahlan di akhirat nanti. Dahlan tentu dengan senang hati menerimanya.
Tapi bila fitnah itu sudah mengganggu hajat hidup orang banyak, jangan harap Dahlan akan diam saja. Bagi Dahlan niat baik tidak boleh menyerah dan kalah hanya oleh sebuah fitnah belaka. Niat baik harus tetap dijalankan dan dikerjakan dengan sebaik baiknya apapun resikonya. Anjing menggonggong kafilah berlalu. Tapi bila anjing itu sudah berani menghalangi jalan siapkan parang buat menebas lehernya.
Salam
(Referensi : Manufacturing Hope Dahlan Iskan “ Kekalahan Kebaikan oleh Fitnah “)

0 komentar:
Posting Komentar