Menggantung kaos kaki pada awal bulan Desember, di dalam rumah untuk mendapatkan coklat atau hadiah ternyata menjadi tradisi masyarakat Jerman. Pemberi hadiah dikenal sebagai legenda Nikolaus.
Bahkan ada sebuah hari yang khusus di Jerman, demi memperingatinya. Ini jatuh setiap tanggal 6 Desember.
Bagaimana pengalaman saya mengamati dan menikmati tradisi dan hari itu? Unik dan menarik.
Tradisi gantung kaos kaki
***
Tradisi gantung kaos kaki
Suami saya bercerita bahwa sewaktu kecil, ia biasa menemukan coklat di sepatu boot yang dipakai pada musim salju. Dari tahun ke tahun, orang mulai menciptakan kaos kaki khusus untuk digantung. Atau menggantung bahan seadanya, kaos kaki yang masih bersih dari lemari.
Sampai suami saya memiliki tiga anak, tradisi ini masih hidup. Bahkan ini selalu dimeriahkan acara khusus di kota dan di sekolah.
Misalnya di taman kanak-kanak, ibu guru mengingatkan saya untuk tidak lupa membawa satu buah kaos kaki untuk digantung di ruang kelas. Alasannya, Nikolaus akan mengisinya dengan Walnuss (kenari), coklat berwujud Nikolaus (seperti Santa Claus), daun (saya lupa namanya) dan Erdnusse (kacang tanah).
Kaos kaki itu dijereng seperti jemuran. Sebuah tali dipasang dari ujung dekat pintu kelas sampai dinding di seberang sana.
Ketika saya serahkan kaos kaki besar beli jadi yang berbahan flanel warna merah, ibu guru tersenyum. “Wah, pasti hadiahnya besar dan banyak karena tempatnya muat banyak.“ Padahal sebenarnya, anak saya itu tak tega kalau makanan yang akan ia lahap dimasukkan ke kaos kaki. Meskipun bersih, rasanya gimana kalau membayangkan kaos kaki masuk mulut yang mengunyah coklat. Hehehe. Anak ragil saya itu memang jijikan. Mudah muntah kalau melihat sesuatu yang menjijikkan.
Banyak anak-anak balita yang masih percaya bahwa kaos kaki yang mereka gantung di atas perapian akan diisi oleh Nikolaus dan Knecht Ruprecht yang memasuki cerobong asap. Cerobong asap ukuran besar biasa dimiliki rumah-rumah di Jerman dengan sistem penghangat ruangan kuno atau semi modern, pakai kayu. Yang menggunakan bahan bakar minyak atau gas, cerobongnya ramping.
Anak-anak yang sudah masuk SD ke atas, sudah mulai mengerti bahwa ini hanya legenda.
Ada budaya salah kaprah yang terjadi dalam masyarakat modern yang masih memegang tradisi ini bahwa anak-anak mereka meminta hadiah yang mahal-mahal. Di taman kanak-kanak bahkan anak-anak sudah diajarkan untuk membuat daftar permintaan hadiah natal, dengan menggunting majalah dan koran yang bergambar mainan itu dan ditempel di balik kalender bekas.
Menurut cerita seorang profesor dari kota Freiburg (dalam sebuah wawancara di TV), ini ada sejarahnya. Nikolaus itu berasal dari Turki. Sedangkan Santa Klaus adalah pengembangan cerita Nikolaus untuk menjual produk coca-cola USA. Nikolaus sebenarnya adalah seorang biarawan yang kaya raya. Ia pernah melewati sebuah rumah penduduk. Di sana, ia mendengar keluh kesah sebuah keluarga yang harus menjual tiga anak perempuannya demi membayar hutang si bapak. Nikolauspun melemparkan beberapa kantong uang lewat jendela. Kisah ini dibawa sampai ke Eropa. Itulah sebabnya, Nikolaus di Jerman, dijadikan lambang sebagai pemberi hadiah dan membahagiakan orang khususnya anak-anak.
Freiburg sendiri adalah sebuah kota universitas yang satu jam dari rumah kami dan memiliki keindahan daerah pegunungan dengan danau Titi See.
Nikolaus cs datang dari rumah ke rumah
Nikolaus datang dari rumah ke rumah, baca buku emas
Satu hari sebelum hari Nikolaus, yakni 5 Desember malam, datang Nikolaus dan Knecht Ruprecht ke rumah-rumah. Nikolaus membawa buku emas berisi catatan baik-buruk anak-anak yang akan didatangi serta sebuah tongkat. Catatan itu biasanya telah ditulis oleh orang tua anak yang bersangkutan dan diberikan sebelum rombongan memasuki pintu rumah. Rahasia, tahu sama tahu.
Ini akan dibacakan di dalam rumah, di depan anak-anak. Misalnya seorang anak, A sudah rajin mengerjakan PR dan mahir menari balet, tapi tidak boleh berbohong dan harus mempersering mengucapkan kata-kata mujarab seperti maaf dan terima kasih. Nikolaus berharap, ke depan, si anak lebih baik lagi. Bahkan ia mengikat janji dengan anak yang diajak komunikasi. Bukankah ini motivasi menuju perbaikan? Super!
Knecht Ruprecht akan membagikan hadiah kepada anak-anak sebelum pulang dari karung yang mereka bawa. Hadiah itu sebenarnya dipersiapkan oleh orang tua anak tersebut. Sedangkan kue Menschenlein (roti berbentuk orang-orangan), jeruk, daun dan kacang-kacangan yang diberikan kepada anak-anak sebelum rombongan melanjutkan perjalanan, adalah sumbangan dari toko roti dan lainnya.
Oh, ya. Untuk mendatangkan Nikolaus dan kedua Knecht Ruprecht ini, harus menelpon nomor yang ditunjuk oleh gereja. Dan dibatasi sampai tiga hari sebelum hari H. Ini gratis.
Ada kebiasaan keluarga yang dikunjungi memberikan uang barang 10€ untuk disumbangkan kepada gereja dan tiga kotak coklat untuk Nikolaus dan kedua Knecht Ruprecht itu. Ini berdasarkan keikhlasan hati saja. Tidak harus memberi.
Perayaan hari Nikolaus
Hari Nikolaus selalu jatuh pada tanggal 6 Desember. Karena bukan pada akhir pekan, perayaan secara masalnya biasa diselenggarakan pada hari minggunya.
Di kota kecil tempat kami bermukim di daerah hutan hitam di kawasan Baden-Württemberg, perayaannya unik dan menarik. Saya pandang ini tidak melulu soal tradisi umat katolik tetapi juga bagaimana orang Jerman membangun rasa percaya diri dan kebahagiaan anak-anak dan remaja. Soal olah raga dan kegiatan, salah satunya.
Grup anak lelaki umur 6 tahun ke atas
Grup balita
Kelompok roda raksasa one wheel
Anak gadis umuran 9 tahunan nge-dance
Nenen hulla hoooop!
Instruktur mengawasi kalau-kalau ada yang jatuh
Lihat saja apa yang ditampilkan pada acara hari Nikolaus. Mulai dari anak balita dan ibu yang tergabung dalam klub Mutter und Kind. Kelompok senam umur 3-5 tahun. Grup anak gadis 6-9 tahun. Kelas dansa anak remaja belasan tahun dan masih banyak lainnya. Satu persatu memperlihatkan latihan seminggu sekali yang mereka lakukan bersama para instruktur di ruang olah raga SD atau di hal kota.
Gongnya, Nikolaus dan Knecht Ruprecht datang. Nikolaus dengan jubah merah dan membawa tongkat. Knecht Ruprecht, berjubah hitam dengan kantong berisi jeruk, dedaunan dan kacang-kacangan. Sebelum menuju panggung, Knuprech membagi apa yang dibawanya, di setiap meja penonton.
Nikolaus membaca buku emas didampingi Knecht Ruprecht
Horeeeeeee … antri hadiah!
Di panggung itulah, Nikolaus memberikah kotbah singkatnya tentang kebaikan dan keburukan masing-masing klub. Hikmahnya, semoga tahun depan lebih baik.
Ending -nya, anak-anak dipersilahkan maju ke depan untuk mendapatkan coklat dan atau hadiah dari Nikolaus dan Knecht Ruprecht. Misalnya tahun ini mendapat payung lipat. Tahun kemarin mendapat wadah botol dengan sistem penghangat. Dua tahun sebelumnya, coklat dan senter LED. Dan masih banyak lagi. Oi. Anak-anak begitu berbinar matanya, menerima hadiah sederhana itu. Sungguh momen unik, menarik.(G76)

0 komentar:
Posting Komentar