Yg terhormat para Admins dan Kompasianers, Ingat!!! ”Jgn pada Korupsi yaa”.
Membayangkan dan mengharapkan Joko Widodo sebagai Presiden dan Basuki/ Ahok sebagai Wakilnya sah-sah saja,imajinasi ini nampaknya bersambut gayung dengan pendapat Wakil Sekretasis Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Hasto Kristianto. Seperti diberitakan saat ini PDIP menyiapkan dua skenario,yaitu pertama mengusung Megawati-Joko Widodo,skenario kedua ,Jokowi dengan calon wakilnya dari tokoh partai lain. Lupakan skenario pertama,mencermati kinerja Jokowi dan Basuki walau hanya dalam waktu setahun,untuk membenahi Kota Jakarta yang kadung akut problematiknya akibat program peninggalan Gubernur-Gubernur sebelumnya,yang tidak berani mengeksekusi program-program, umumnya berhadapan langsung dengan masyarakat bahkan juga berhadapan dengan oknum legislatif dan eksekutif. Kekompakan dan keserasian keduanya tidak diragukan lagi,apa lagi transparansi dan kejujuran menggunakan anggaran,nampak mereka berdua saling bahu membahu dalam melakukan tugasnya dan lepas dari sikap kepura-puraan,seperti sering terjadi pada jabatan Gubernur dan Wakil atau Bupati dan Wakilnya,dibanyak wilayah lain,sang wakil hanya dijadikan sebagai formalitas tanpa diberikan kewenangan sebagaimana fungsi dan tugas seharusnya.
Mungkinkah Megawati SP sebagai Ketua Umum PDIP akan melihat realitas ini, tengah terjadi di masyarakat dan mempertimbangkan kembali,bila dirinya masih berambisi untuk menduduki jabatan sebagai Presiden pada Pemilu 2014 nanti. Seperti diketahui publik,sampai saat ini PDIP belum mengumumkan siapa Capres akan diusung partai untuk Pemilu pada tahun 2014,dengan alasan menunggu hasil Pemilihan Legislatif. Walaupun fenomena dan elektabilitas figur Joko Widodo yang akrab dipanggil Jokowi, Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta saat ini,selalu berada di tempat teratas dari survey dilakukan oleh semua Lembaga Survey baik dipercaya atau tidak,melakukan hal tersebut. Semoga Megawati dengan para kader PDIP dapat mengawal dan menjaga nuansa kempatan,yang nampak terbuka lebar untuk menempatkan salah satu kader berpotensi menduduki jabatan Presiden periode mendatang,juga Megawati diharapkan akan jeli dan berhati-hati melakukan keputusan politik agar tidak membuang kesempatan terbaik ini.
Bagaimana dengan Prabowo Subianto?. Mungkin ini akan sulit bersikap legowo untuk mendukung dan mendorong Basuki Tjahaja Purnama/ Ahok (kader partai Gerindra yang di isukan akan hengkang dan bergabung dengan PDIP akhir-akhir ini), mendampingi Joko Widodo sebagai pasangan R 1 dan R II. Seiring sudah tayangnya/Published beliau untuk mencalonkan diri sebagai Presiden pada tahun 2014 nanti. Pernyataan yang penah dilontarkan oleh Prabowo bahwa, dia tidak cemas/ takut Pemilu nanti bila berhadapan dengan Joko Widodo,membuktikan kebulatan tekad beliau maju sebagai Capres. Partai Gerindra akan secara mudah melupakan kesuksesan koalisi bersama PDIP meraih jabatan Gubernur dan Wakilnya untuk Ibukota Jakarta 2012 lalu. Karena prestise dan kepentingannya lebih besar saat Pilpres nanti,apa lagi didukung hasil survey nyaris selalu hasilnya membuntuti Jokowi. Menambah semangat dan kepercayaan Prabowo untuk maju sebagai Capres semakin besar.
Terkait dengan masalah itu,terpaksa berangan-angan lagi,mungkin saja keputusan PDIP atau Megawati untuk mengumumkan Capresnya setelah melihat hasil Pileg. Terkait dengan electoral treshold,bila hasilnya memungkinkan dan sesuai dengan kalkulasi poltiknya,seperti biasanya PDIP akan melakukan pencalonan satu paket,dan paket itu bisa saja berisi Joko widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Mengacu kepada banyaknya pendapat pengamat memprediksi bahwa, Jokowi disandingkan dengan daunpun akan menjadi pemenang pada Pemilu 2014,jika kinerja dan karakternya dipertahankan seperti saat ini. Akankah Imajinasi ini menjadi kenyataan?,kenapa tidak,apabila keajaiban menghendakinya,apa lagi bila didukung oleh Anda-Anda sekalian yang sangat bijaksana.
Salam dari KSK-BM…
0 komentar:
Posting Komentar