Semilir angin hembuskan nafas kerancuan melihat negeri yang kian terlelap oleh gemerlap kuasa dan kemunafikan. Tak dapat di pungkiri atau di hindari usia senja yang seharusnya penuh kata arif dan bijaksana demi membimbing generasi muda demi negara tercinta. Tapi kini malah saling tebar pesona hadir di mana mana sampai merasuk ke media bercerita laksana pujangga hanya demi kursi sang raja.
Pak tua sudahlah usiamu tak lagi muda semangatmu boleh membara tapi kini ucapanmu sering tak masuk logika. Kau bela demi kuasa padahal kau tau itu salah hanya demi ingin di puja puja untuk meraih kursi sang raja. Tak ada lagikah generasi muda yang pantas menduduki kursi sang raja? hingga kau begitu tergoda dengan ambisi ingin rebut kuasa. Kami ingin menemukan sang raja yang penuh dengan talenta bukan hanya pandai bicara tentang negara tercinta tetapi hancurkan negara demi rupiah tercinta.
Pak tua sudahlah, zaman sudah berubah rakyat bukan sekedar boneka yang dapat kau simpan di mana saja. Kini kami sudah berubah tau mana yang benar benar bekerja demi negara dan yang menghancurkan negara demi kuasa semata. Kata katamu tak lagi kami percaya walau kau balut dengan untaian zamrud katulistiwa karna kami tau semua itu demi kursi sang raja. Pada akhirnya kau buat kami kecewa dan sengsara hingga jadi candaan negara tetangga.
Pak tua sudahlah, Titipkan saja semangat dan ambisimu pada generasi mudah lewat tangan tangan tak berdosa demi negara tercinta. Engkau bisa membuat kami bangga dan kan dikenang sepanjang masa.
salam ngopisiana
0 komentar:
Posting Komentar