Walau partai berbasis Islam diprediksi akan terus menurun perolehan suaranya namun pada sisi lain optimisme-optimisme kebangkitan partai Islam masih tetap ada dan terus ada.
Banyak alasan untuk optimis dan banyak alasan untuk melihat peluang kebangkitan partai Islam. Potensi suara sangat luar biasa, karena mayoritas beragama Islam. Yang menjalankan ibadah ritual pun masih sangat mayoritas dibandingkan dengan yang tidak.
Hanya saja yang belum ada adalah kesadaran untuk berpolitik Islam. Dimana sebagian masyarakat muslim masih phobi dengan politik. Dengan kampanye politik itu kejam dan hitam yang cukup massif membuat masyarakat muslim muak dengan politik. Padahal politik merupakan bagian dari ibadah dan bagian komprehensif ajaran islam. Jadi pekerjaan besar pada sisi ini adalah menyadarkan politik Islam pada masyarakat.
Kalau melihat kinerja partai Islam, maka berdasarkan survei prilaku korupsi partai politik. Maka yang mendominasi korupsi justru berasal dari partai Nasionalis. Dimana juaranya adalah Demokrat, Golkar dan PDIP.
Partai baru yang leading dalam perolehan suara ternyata leading juga dalam korupsi. Partai lama yang telah mendominasi seluruh sendi birokaris pun ternyata menjadi leading dalam korupsi juga. Sedangkan PPP tidak menunjukan hal itu.
Melihat kinerja ini menunjukan bahwa partai Islam masih kuat menunjukan anti korupsinya dan menjunjung moralitasnya dibandingkan partai nasionalis.
Bagaimana dengan politik uang ? Berdasarkan survei Burhanuddin Muhtadi melalui survei Indikator Politik Indonesia, menunjukan bahwa PKS menjadi partai yang paling rendah dalam menerima politik uang.
Ini menunjukan bahwa partai Islam masih cukup streril dalam praktek-praktek kotor politik yang cendrung menghalalkan segala cara.
0 komentar:
Posting Komentar